Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Botok Beluntas Tiga Serangkai, Nikmatnya hingga Ujung Kepala! Khasiatnya Jangan Ditanya

8 Februari 2021   14:26 Diperbarui: 8 Februari 2021   14:30 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, botok daun beluntas tiga serangkai


Iseng-iseng setelah reda hujan pagi kemarin jalan-jalan keliling desa. Jalan bersih dari debu. Eh ternyata ketemu pohon beluntas di ujung jalan desa. Tumbuh di pinggir jalan. Tak ada yang punya pastinya.

Daun beluntasnya segar banget. Maklum habis hujan jadi tak ada debu yang menempel di daun mudanya. Bersih, hijau ranum. Aku sangat tergoda.

Begitu stop, satu persatu pucuk daun beluntas tersebut aku petik. Eh ternyata ada orang lewat, nanya, "Buat apa mbah? Kambingnya sudah babaran belum?"

Ampun! Aku dipanggil mbah. Edan tenan. Lah masio sudah putih semua rambutku kan belum tua-tua banget juga. Yang manggil malah kayanya dari segi usia lebih tua dia. Atau bisa jadi selisihnya pun tak jauh-jauh beda.

Orang itu penduduk baru mungkin jadi tak mengenal diriku. Aku pun baru melihatnya kali ini.

Lah, namanya aku kan jaga gensi juga. Masak baru ketemu langsung pasrah saja cerita apa adanya. Sudah disinggung soal kambinng pula.

Terpaksa dah tuh, aku blocokkan saja. "Iya nih, buat jamu kambing. Tadi malam melahirkan."

Benar-benar deh orang itu! Asal nyaplok saja. Gak tau yang di sini tersinggung atau tidak. Mungkin begitu ya kelakuan orang sekarang, tak seluruhnya juga pasti. Aku juga kebangetan! Diucapin begitu aja mangkel. Padahal dengan senyum semua selesai. Terangnlah aku berdusta.

Padahal daun beluntas banyak khasiatnya. Orang itu yang kurang pengetahuan atau aku saja yang kertelaluan. Terlalu baper. Heran!

Padahal kata orang kandungan nutrisi dan mineralnya membuat daun beluntas sangat baik untuk menangkal berbagai penyakit.

Kasiat itu diantaranya adalah;

1. Bersifat anti bakteri

Kandungan minyak atsiri dalam daun beluntas bersifat anti bakteri. Dengan kadar 5% saja mampu mengatasi bakteri Staphylococcus aureus dan kadar 20% mampu membunuh bakteri Escherechia coli.

2. Mengatasi pegal linu, rematik, dan sakit pinggang

Daun beluntas tinggal dibersihkan lalu rebus, jadilah jamu untuk atasi pegal linu, rematik, dan sakit pinggang. Rasanya juga enak tuh. Tidak pahit seperti sambiloto, atau sembung maut.

3. Mengusir bau badan dan bau mulut

Menjadikan daun beluntas sebagai lalapan dipercaya mengurangi bau badan ketika berkeringat. Seperti hanya kemangi, rasanya memang agar getar ketika dimakan mentah. Tapi kalau direbus dahulu sangat menggugah selera makan. Manfaat ganda jadinya.

4. Menjaga kesehatan rahim

Kandungan anti bakteri dan antioksidan pada daun beluntas inii dapat mencegah gangguan penyakit rahim, seperti kanker rahim. Oleh karena itu kaum perempuan disarankan rajin mengkonsumsi daun beluntas.

5. Mengatasi perut kembung

Bagi yang sering memeiliki keluhan perut kembung, bukan yang perurnya buncit lo tapinya. Kandungan zat aktif dan mineralnya ampuh meredakan gangguan perut. Dengan menakan daun segarnya atau direbus dan meminum airnya bisa mengatasi perut kembung.

6. Mengatasi masalah keputihan

Katanya kandungan minyak atsiri herbal ini mampu meredakan nyeri dan masalah keputihan. Cukup dengan menjadikan daun beluntas sebagai lalapan ataupun minum air rebusannya. Jika rutin dikonsumsi mampu mengatasi penyakit keputihan

Soal kebenaran tentang khasiat dari daun beluntas di atas tentu saja masih butuh penelitian mendalam. Setidaknya begitulah yang dipercayai saat ini.

Mengkonsumsi daun beluntas dengan cara direbus dan diambil airnya atau dimakan begitu saja pasti kurang seni dan nikmatnya.

Makanya begitu sampai di rumah, langsung aku rencanakan untuk dibuat botok daun beluntas. Kebetulan ikan brek (wader pari) kering masih setengah toples, mengeringkan sendiri. Tempe juga ada di kulsas.

Soal bumbu dapur dan daun pisang, gampang! Namanya juga di desa. Tinggal ke belakang rumah. Petik! Gratis .

Baiklah kita mulai masaknya ya?

Bahan-bahan: Ikan brek kering 500 gr, 1 potong tempe 500gr, 5 genggam daun beluntas, cuci bersih, 1/2 butir kelapa, parut, 10 cabe rawit, potong kasar, 1 batang daun prei, rajang agak halus, dan daun pisang & lidi secukupnya

Sementara bumbu halusnya, 1 sdt terasi bakar, 1 sendok teh ketumbar, 2 cm kencur, 2 siung bawang putih, 5 siung bawang merah, 5 cabe merah besar 2 lembar, daun jeruk secukupnya, dan gula garam atau penyedap seperlunya

Membuatnya sungguh sangat gampang, yaitu panaskan kukusan, potong kecil tempe atau diremas saja sampai agak hancur. Campur ikan brek kering setelah dicuci bersih tentunya, tempe dan daun beluntas, aduk.

Kemudian masukkan bumbu halus, cabe rawit, daun prei, parutan kelapa ke dalam adonan tempe. Aduk hingga tercampur rata.

Siapkan daun pisang yang telah di layukan. Isi setiap bungkus dengan 3 sendok makan adonan botok. Semat dengan lidi atau tusuk gigi bersih
Kukus kurang lebih 30 menit. Hidangkan dengan nasi panas. Tarraa!! Jadi sudah siap disantap...

Walau hidangan ini berasal dari desa, kayaknya jika orang kota merasakan sensasi nikmatnya yang tak terkira, sampai ujung kepala. Benar! Coba saja. Aroma khas beluntas, ikan brek kering, dan tempe dalam satu bungkus botok saat dibuka. Ngiler pasti....

Sepiring nasi akan habis tak berasa. Kata orang jawa, "Baru di slilit saja. Belum masuk tenggorokan. Makanya perlu nambah."

Silakan dicoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun