Yang Tertatih dan Merintih Lirih
Pasar pagi
Embun jatuh di sela rintik gerimis
Dingin menusuk tulang sumsum
Tidak bagi mbok buruh gendong
Keringat telah mengucur
Bahkan sebelum jago kluruk bagunkan alam
Pikap hilir mudik membongkar sayuran
Lalu pergi meninggalkan para mbok rebutan
Untuk 10 ribu kantuk malam
Ia korbankan
Baca Juga Ingatan; yang Teringat....
Kali ini pasar terasa sepi
Yang hilir mudik hanya becak dengan atap dilungkun
Sambil bersenandung, "Rek ayo rek, mlaku-mlaku nang tunjungan, Ayo Rek...."
"Lapo dolan!" teriak Mbok gendong
"Melu? Hayuk, Ngko sore!" jawab Abang becak
"Awas lek ra ngajak aku!" sambil mengepalkan jari,
Separonya tertutup jarit basah oleh keringat
(Bukan oleh angkutan berat, tapi oleh lari-lari mengejar pikap)