Ingatan; yang Teringat dan Terlupakan
Ada kalanya mengingat sesuatu lebih baik dari pada melupakannya. Teringat hal-hal indah bisa jadi menutup rasa gundah. Begitu juga ketika sedih. Momen bahagia layak jadi pertimbangan untuk diungkap menutup cela pikiran.
Seperti ketika malam telah begitu larut sementara mata enggan juga terpejam. Apa yang salah? Terlalu lapar tentu saja akibatkan sulit terlelap. Kadang tidak bisa tidur bukan karena lapar.
Baca Juga Kukira Sirup Ternyata....
Pikiran yang selalu mengembara. Menghayalkan seandainya dan seandainya. Tidak berarti akan bermakna ketika kata seandainya hanya ada saat menjelang tidur. Begitu akal lenyap, tidur pulas. Esok pagi kembali seperti biasa, kosong kepala.
Ada ingatan yang menjadikan kita belajar dari kesalahan. Ada juga ingatan yang menjadikan strategi untuk berbuat kesalahan. Sementara kita tidak menyadarinya. Sehingga dari satu kesalahan berlanjut kepada kesalahan berikutnya.
Menggugah kesadaran tentu saja tidak bisa berjalan sendiri. Perlu pemantik untuk menyalakannya. Butuh kejadian, teguran, entah apalagi namanya. Bisa jua peristiwa yang memilukan. Orang terkasih yang pergi selamanya. Mendapat kecelakaan, dan lainnya.
Jika peristiwa-peristiwa yang berkeliling memenuhi ingat, kemudian tetap saja tidak menjadikan perubahan ke arah yang lebih baik berarti ada yang salah dari ingatannya.
Jika ingatan menjadikan hari kemarin lebih baik dari hari ini. Berarti sebuah kerugian telah dilakukan. Demikian juga ketika dalam ingatan terencana sebuah kejahatan yang akan dilakukan esok atau lusa, ingat itulah sumber petaka.
Tb, 4 Pebruari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H