Seperti Jintam Hitam dalam Seduhan Kopi
Tak banyak yang tahu, ini antara aku dan dia
Iya! Jintan hitam reda sesak napasku karenanya
Manis senyumnya
Seduhan kopiku manis tanpa gula
Selepas hujan dinginnya badan hangat
Dalam canda riangnya
Sekarang kemana perginya?
Jika kanker bersarang,
Bukti begitu penyayang
Harusnya jintan hitam mampu menghadang
Kalau semua hanya kata orang
Mengapa banyak yang percaya?
Mengingatmu membuat lemah seluruh sendi lututku
Jintam hitam dalam penjarangan
Aromanya mampu bangkitkan lagi
Karenanya
Baca Juga Aroma Kopiku Lesap....
Dari seduhan kopi satu ke kopi lainnya
Dari malam ke malam
Dari siang ke siang
Dari senja ke senja
Aromanya terus menjalar
Selalu kubawa serta
Dari rumah satu ke rumah lainnya
Dari kantor satu ke kantor lainnya
Dari pasar satu ke pasar lainnya
Dari napas satu ke napas lainnya
"Bukankah jintan hitam yang kau maksudkan adalah kebaikan?"
Bukan!
Bukan, ini bukan tentang kebaikan
Ini tentang keramahan yang perlahan terbang
Senyum sapa berubah jadi curiga
Salam santun menjelma dalam cibiran dan ujaran kebencian
Siapa yang mengajarkan?
Ia telah datang mengetuk pintu
Dari satu pintu ke pintu lainnya
Dari satu jendela menular ke jendela lainnya
Dari satu mata ke berjuta mata
Kopi telah hambar walau jintan hitam begitu banyak kita tebar