Ketika aku adalah hujan, ingin rasanya mendinginkan dan menyejukkan. Hanya tanah yang tak siap menerima kehadiranku.
Hingga mereka berkata, "Menjauhlah kau hujan. Aku tak ingin tubuhku terendam."
Ketika aku hanyalah pancing dan umpan, mereka juga berkata, "Jangan kau lempar kail itu. Aku tak ingin jadi mangsamu."
Ketika aku memang hanyalah aku, aku tentu saja butuh ia. Hadirku tak berniat menyakiti. Sayangnya, aku bukan dirinya yang mampu berbuat kejam pada orang yang mengasihi.
TB, 2 Pebruari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!