Daun nipah dan daun pisang sama tinggi
Ditup angin. Daun nipah demikian bergoyang kencang. Daun pisang bergoyang pelan. Perlahan-lahan daun pisang robek. Sehelai demi sehelai. Daun pisang bergoyang kencang. Tak beda dengan daun nipah di sebelahnya
Seorang anak bertanya, "Pak, kenapa goyangannya sama?"
"Karena daun pisang robek, Sayang," sahut bapaknya
"Kalau tidak robek, tak bergoyang ya?"
"Tetap bergoyang, tapi tidak kencang."
"Daun pisang kan tipis, Pak."
"Tebal mana dengan daun nipah?"
"Tebal daun pisang, Pak."
"Mengapa bisa robek?"
"Karena daun pisang lebar."
"Kenapa daun nipah tidak patah?"
"Ada bilah lidi penyangganya."
"Kalau lidinya cuma satu, bisa buat apa, Sayang?"
Memukul nyamuk pun tak pernah kena. Coba pakai sapu lidi. Lalat saja kena. Untuk menyapu juga bisa. Bersih akhirnya pekarangan.
"Terus saya sama kakak harus saling sayang ya?"
"Hemmm..."
"Bapak sama ibu, saling sayang juga ya?"
"Hemmm....."
"Kenapa sering berantem?
"Hemmm...."
"Berarti tak sayang ya?"
"Hemmm...."
Berarti biar bisa memukul nyamuk, harus latihan berantem ya?"
"Hemmm...."
"Aduh bapak! Bangun dong! Serius nih,"
"Iya, iya, gimana tadi?"
"Bapak! Sebel deh," pungkas si anak langsung pergi sambil bersungut-sungut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H