Kepala yang Tidak Ada Harganya!
Pada saat bangsa Barbar berkuasa, kekejaman benar-benar makanan. Kebiadaban tersuguh dalam secawan kenikmatan. Menindas, membunuh dengan memenggal kepala adalah paling sopan. Mutilasi jadi hinaan keji.
Perang antar suku berebut kuasa pemandangan biasa. Yang kalah darah tertumpah, sisa wanita dan anak jadi budak.
Suatu ketika Anatolian keluar dari rumahnya, begitu muncul ayahnya mendekatinya dan berkata, "Apakah kau telah mengalirkan darahnya?"
Dengan gerakan cepat Anatolian mengayunkan pedang dan memenggal kepalanya. Kemudian ia berjalan pergi dengan pedang yang berlumur darah tergenggam di tangan.
Baca Juga Fiksiana Setali Tiga Uang
Ketika orang-orang melihat pedang yang masih berlumur darah, mereka berkata, "Kau bilang akan kembali membawa kepalanya? Mana kepala yang kau katakan itu?"
"Ini kepala yang aku janjikan," jawab Anatolian.
"Engkau membawa ini dari tempat itu?"Â Satu di antara mereka bertanya.
"Tidak," jawab Anatolian, "Ini bukan kepala beliau, tapi kepala orang lain."