Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akhir yang Dingin!

27 Januari 2021   13:18 Diperbarui: 28 Januari 2021   18:56 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir yang Dingin!

Dini hari,
Dingin jadi teman sejati
Layak berteman mimpi, selimut tebal menutupi
Perlahan tapi pasti
Dini hari pergi sebentar kemudian,
Esok hari akan datang lagi

Mentari identik dengan mata api
Banyak kepala terbakar
Banyak hati terkapar
Rasa terpapar
Kesibukan pemicu gelepar
Lelah tak terperi memeluk diri

Kadang hujan jadi batu sandungan
Kadang terik membakar menghitamkan
Kadang lupa siang ada di mana

Baca juga Puisi Sebuah Pemandangan....

"Matahari masihkah ada di kepala?" Bisiknya dalam hati
Lupa sekarang pukul berapa
Gajian sudah masuk rekening, Berapa?
Hitungan-hitungan menambah penat kepala
Menambah kering dahaga

Senja ingin diganjal pena
Jika kuasa,
Tak boleh ia datang walau sekejap saja

Baca Juga Puisi Dari Satu Ikatan ke....

Sementara pemaksaan dilakukan
Sementara keringat mengering dalam kubangan
Sementara angota badan lelah memikul beban
Dingin minta untuk berjumpa
Bersama kegelapan di depan mata
Hanya alarm jadi penanda
Antara membuka dan menutup mata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun