Saya berpikir, koq tidak malu sih meletakkan senjata di depan bangunan itu?
Begitu pemandu wisata berlalu di depan saya kemudian saya panggil.
"Kok bisa barang begini ada di sini, seperti apa ceritanya?"
Katanya, "Souvenir berbentuk alam kelamin pria yang banyak dijumpai di Bali merupakan penggambaran dari Lingga. Pembuatan souvenir lolok bukan bermaksud untuk porno, melainkan sebuah harapan agar selalu dapat limpahan berkah dari Dewa Siwa."
"Oh lolok ya? Terus manfaatnya buat apa?" tanya saya penasaran. "Apa tidak memalukan tuh?"
"Lingga Yoni adalah sebuah arca batu untuk peribadatan Hindhu Siwa. Lingga berbentuk tegak seperti alat kelamin pria, dalam agama Hindhu menjadi simbol dari Dewa Siwa. Fungsi Lingga sebagai penyalur air untuk membasuh arca. Sedangkan Yoni berbentuk seperti alat kelamin wanita, dalam agama Hindhu menjadi simbol Dewi Parvati, istri Dewa Siwa," lanjutnya.
"Apa tidak memalukan tuh, jika ada orang dari daerah lain yang datang ke tempat ini. Juga ke tempat lainnya yang ada barang-barang begini?"
"Budaya tiap daerah memang tidak sama dan unik, kita hargai saja. Dimana langit dijunjung disitu bumi dipijak," pungkasnya sambil tersenyum dan pergi.
Dalam hati saya berkata, wah kesempatan ini nanti dalam bus mengerjain ibu-ibu. Minimal agar mabuk perjalanan saya berkurang. Maka saya pun berkeliling di luar area pertokoan itu. Begitu sampai di jalan ternyata banyak orang berjualan souvenir lolok ini.
Setelah mendekati orang yang menjual, tidak ada lagi rada risi dan malu saat itu. Soalnya sudah tahu bahwa lolok adalah souvenir khas bali dan tidak berniat porno.
Ukurannya sih macam-macam. Ada yang kecil sekecil kelingking, ada juga yang besar sebesar pergelangan tangan. Tak tega saya membayangkan bagiana jika ada orang yang memiliki senjata seperti begitu. Dari pada geli, akhirnya pikiran itu saya cepat-cepat saya tepis.