Sebuah pemandangan telah disaksikan!
Tak ada suara riang
Apalagi nyanyian dendang
Masing-masing mematung
Aku tak menyebut mereka sedang termenung
Yang pergi kemudian dimakan belatung
Yang tertinggal mengisi hari-hari
Siang berjalan
Malam merayap
Terulang sekian kali hingga tak berbilang
Berangkat pagi pulang dini hari
Berangkat malam pulang petang
Tak ada suara riang
Apalagi nyanyian dendang
Baca juga puisi Nasib Selembar Tissu
Dalam mimpi ia terbayang
Dalam jaga ia terkenang
Layar-layar tekembang menuju pelabuhan
Sebagian tertimpa badai dan tenggelam
Sebagian tertiup angin dan terbang
Tak ada suara riang
Apalagi nyanyian dendang
Siang berjalan
Malam merayap
Terulang sekian kali hingga tak berbilang
Aku menyebut mereka,
Sedang menghitung
Dan selalu salah ketika tak mau berubah
Sampai ia menjadi obyek pemandangan berikutnya
TB, 25 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H