Saat mata terbuka hanya dia yang ada di mata. Saat tidur hanya dia yang memenuhi mimpi-mimpinya
Tidak seorang pun tidur pada malam hari sebagai penjahit baju dan kemudian bangun esok harinya dengan pikiran sebagai pembuat sepatu. Apa pun kesibukan seseorang, pada keasyikannya itulah ia akan kembali.
Ketika sepasang suami isteri tidur dalam satu ranjang. Pada waktu bersamaan. Setelah mengucapkan selamat malam. Mereka terlena. Samakah waktunya?
Setelahnya, suami bermimpi dikelilingi kalajengking, ular berbisa, serta mahluk mengerikan lainnya. Suami berteriak-teriak meminta tolong dalam igauannya.
Keringat dingin mengucur, meronta-ronta. Sebentar-sebentar menjerit, kaki memancal-mancal selimut dan terlepas semuanya hingga menjelang pagi.
Bukankah mimpi bunganya tidur
Sementara isteri, dalam mimpinya bertemu kekasih dambaannya. Memadu kasih di taman indah penuh bunga-bunga semerbak harumnya. Ia betah berlama-lama dengan kemesraan penuh canda.
Dalam igauan, kadang tertawa cekikikan manja. Senyum lepas tak henti-hentinya. Sinar wajahnya terang dan berbunga-bunga. Tampak rona kecantikan memancar dari raut mukanya. Ia begitu bahagia.
Baca juga Uniknya Bahasa Cinta
Begitu pagi hari mereka saling bercerita tentang mimpi sengsara dan mimpi bahagia. Akankah suami isteri yang saling mencinta ini mau bertukar mimpinya? Entahlah...