Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kepala Boleh Sama, Isinya Pasti Beda

24 Januari 2021   20:47 Diperbarui: 24 Januari 2021   20:58 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
10 Kiat Menata Pikiran - SHIFT Indonesia shiftindonesia.com

Kepala dengan kaki mahal mana? Kalau mahal kepala mengapa harga helm lebih murah dari harga sepatu

Percakapan dua sahabat ini begitu menggugah pikiran dan perasaan.

Apabila kita ditanya, "Apa yang telah kau bawa." Maka jawablah, "Aku telah membawa kepala."

Apabila mereka berkata, "Kami sudah pernah melihat kepala ini sebelumnya."

Maka katakan pada mereka  bahwa apa yang kita bawa bukan kepala yang mereka maksudkan.

Kepala adalah apa yang didalamnya ada rahasia. Jika tidak ada rahasia, seribu kepala pun tiada harganya.

Memangnya ada yang tahu apa isi kepala kita? Orang awam akan mengatakan, jelas isinya otak. Lah! Kalau otak berarti bisa dimakan dong. Biar nanti kolesterolnya meningkat.

Otak, cumi dan telur puyuh kan kata dokter memiliki sangat banyak kolesterol, hingga 200 ml perkilonya.

Maksud saya, kita tidak tahu seberapa seseorang itu memiliki keluasan isi pikirannya. Berapa banyak pengetahuan yang disimpan di kelapanya. Serta seberapa dalam pengertiannya terhadap apa yang ada di alam ini.

Kasusnya sungguh berbeda ketika sel sperma pemilik kecerdasan yang tinggi akan menurunkan kecerdasan juga pada generasi di sel sperma itu. Ayah atau ibu yang cerdas peluang anaknya cerdas juga tinggi. Setidaknya seperti itulah....

Ada ilustrasi yang lebih mudah dicerna. Pada saat ingin melakukan sesuatu kita kadang berbicara dengan diri sendiri. Dalam hati tentunya. Atau merencanakan sesuatu tidak dengan bentuk tulisan. Pasti bahasa yang digunakan sangat jelas.  

Demikian juga saat berkeluh kesah, ada suara dalam hati yang sertinya terdengar jelas oleh telinga kita. Orang lain? Tak seorang pun orang meski di dekat kita yang mendengar.

Demikian juga isi kepala. Walau dibelah dan dicincang untuk memisah-misahkan bagian mana dari kepala itu yang menyimpan ingatan dan pengetahuan. Sungguh tidak akan ada yang tau di mana tempatnya. Demikian juga kapasitasnya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas apa yang harus kita lakukan?

Pertama, jangan pernah meremahkan orang lain. Lahir yang tampak belum tentu mencerminkan isi kepalanya.

Apalagi jika berhadapan dengan orang yang memiliki ilmu padi. Semakin berisi semakin menunduk. Kebanyakan kita akan kecele.

Yang lebih mengerikan jika berhadapan orang yang berpura-pura bodoh. Pura-pura belum bisa melakukan sesuatu. Padahal sejatinya yang bersangkutan pakarnya. Bahaya banget ini.

Namun, tampilnya orang seperti itu tidak sekonyong-konyong. Pasti ada sabab musababnya. Kadang kita terlalu merasa pintar. Jadi sekalian saja kita dikerjainya.

Yang ke dua, yang terlalu menggurui jika pada dasarnya penguasaan pengetahuan yang kita sampaikan hanya sebatas pengetahuan. Bisa jadi orang yang ada di hadapan kita tidak saja mengetahui teorinya, malahan ia menguasai prkateknya. Nanti jadi malu sendiri.

Dan yang terakhir, tong kosong kadang nyaring bunyinya. Kepala kosong pun begitu. Lebih banyak mendengarkan dan mengambil pelajaran pasti lebih bijak dalam menggali apa isi kepala lawan bicara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun