Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebohongan, Kebiasaan, dan Pengertian

23 Januari 2021   23:50 Diperbarui: 23 Januari 2021   23:51 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KUA Padang Panjang Barat KEBOHONGAN * KUA Padang Panjang Barat

Jika ingin mengenal seseorang, maka biarkan dia bicara. Dari ucapannya, kita akan mengenalnya. Jika ia berdusta--lalu orang lain mengingatkan kepadanya bahwa orang yang dikenal lewat kata-katanya, hingga seseorang itu menjadi lebih hati-hati dalam berkata-kata agar tidak diketahui sifat buruk itu--pada akhirnya kebobongannya akan diketahui.

Perumpamaan yang mungkin setara dengan pargaraf di atas adalah ketika senja datang, anak-anak biasanya segera diminta ibu mereka agar segera masuk ke dalam rumah. Anak pun mematuhinya.

Sang ibu meminta anaknya yang lain agar segera menutup jendela dan menguncinya. Anak lain pun mematuhinya.

Dua permintaan dengan satu alasan yang sama. Ketika senja para hantu keluar dari sarang persembunyiannya. Apakah ini merupakan kebohongan? Jika iya, kapan terbongkarnya?

Mungkin butuh waktu lama hingga anak tersebut menjadi dewasa dan menggantikan perilaku ibu mereka terhadap anaknya nanti? Peristiwa ini selalu terulang dari generasi ke generasi.

Sama persis ketika ada anak gadis gemar duduk di depan pintu. Bahasa yang lumrah digunakan adalah, jangan duduk di depan pintu, nanti "pamali". Anak gadis sungguh sangat takut mengulangi duduk di depan pintu.

Kondisi ini tentu sangat berbeda ketika orangtua meminta anak mereka menyikat gigi menjelang tidur. Tidak ada alasan kalau tidak menyikat gigi nanti ada hantu dalam mulutnya.

Tanpa pengawasan ketat mungkin saja anak melupakan betapa pentingnya menyikat gigi menjelang tidurnya. Tentu saja demi menjaga kesehatan giginya agar tidak berlobang.

Demikiaj juga pada saat orangtua meminta pasangannya untuk membersihkan badan menjelang tidur. Pada saat ada permintaan mungkin akan dilakukan. Tidak halnya ketika permintaan terlupakan.

Sebenarnya ada tiga kondisi dimana kebiasaan ditaati. Pertama, dengan kebohongan tentang sesuatu yang tak tampak namun dalam bayangan ketakutan.

Yang ke dua, memberikan perintah atau anjuran dengan alasan yang diterima nalar. Nyatanya seringkali malah diabaikan.

Dan yang ke tiga. Dalam kondisi ada kepentingan permintaan menjadi keharusan untuk dilaksanakan. Setelah kepentingan hilang, maka keharusan pun hilang.

Pertanyannya, dari ketiga kondisi di atas mana yang lebih kuat melekat dan menjadi kebiasan. Selanjutnya berakhir dengan rutinitas.

Membuat alibi dengan kebohongan secara sosial pasti akan dianggap salah dan menyimpang. Padahal yang seperti ini efektif.

Sementara untuk memberikan anjuran atau perintah menggunakan alasan yang diterima akal masih membutuhkan keterangan panjang hingga si penerima pesan memahami betul manfaat dan kegunaannya. Hal ini membutuhkan penjelasan panjang agar pengertian benar-benar tertanam.

Pada anak-anak yang belum dewasa mungkin masih cukup alasan untuk melakukan atau tidak. Sementara pada contoh yang ketika berkaitan dengan kepentingan, berhubungan pada orang dewasa. Ternyata juga berlaku sama. Butuh pengingat yang lebih sering.

Jadi sebaiknya bagaimana? Jawaban untuk pertanyaan ini tentu saja kembali pada individu masing-masing. Kebiasaan bangunan komunikasi di dalam keluarga seperti apa.

Dasar yang kuat berasal dari kebohongan untuk membuat takut? Dengan pengetian dan penjelasan panjang? Atau mengajak diskusi bagaimana sebaiknya? Pembaca pasti punya jawaban terbaik untuk pertanyaan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun