Separo Malam
Aroma mawar sedang mekar-mekarnya ke luar dari kamar
Rambut tergerai, padahal jubah panjang
sedang dikenakan. Bukan!
Rambutnya tak nampak
Melempar senyum
Lalu menyapa, "Tunggu saja! Nanti waktunya akan tiba."
Aku hanya melihat
Taman kota dengan meja dan kursi melingar
Menjelang dini hari
Lalu lalang mengisi malam. Bukan!
Mereka bukan kelelawar
Apalagi kupu-kupu
Aku sangat yakin!
Gemerlap lampu jalanan
Tak pernah padam
Mirip matahari lagi berdendang
Juga redup walau sekilas pandang
Sementara aku duduk di salah satu kursi
Terpaksa aku lakukan
Tak ada kursi lain untukku
Menghabiskan malam
Menjeda siang
Samar-samar dari kejauhan
Senandung "Bongkar" Iwan Fals
Perlahan tapi pasti
Lampu jalanan berubah kerlap kerlip
Lama kelamaan padam
Gelap dalam kegelapan
Tak ada gemintang
Hanya aroma mawar berdiri di depanku
Dalam isak tangis berbisik, "Waktunya telah tiba. Mau ikut?"
TB, 23 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H