Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Snakehead di Negaranya Joe Biden Diburu untuk Dibunuh, di Kita untuk Dimakan

23 Januari 2021   06:28 Diperbarui: 23 Januari 2021   06:47 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Begitu juga lain orang lain kegemarannya. Saya gemar semua soalnya. Mau cara banjur, dengan joran panjang, casting. maupun dengan joran tegek. Tinggal pilih sensasi apa yang diinginkan. Teknik mancing tinggal ditentukan kemudian dan pulang bawa hasil pancingan. Gampang!

Soal anak katak tadi? Hanya anak katak yang dipercaya paling ampuh untuk memancing ikan gabus, Snakehead ini. Daging katak mungkin lebih nikmat dibanding daging lainnya. Atau karena anak katak memang berada di air di mana kebiasaan makanan ikan Snakehead adalah anak katak sejak kecilnya.

Para pemancing tak pernah khawatir akan habisnya populasi ikan Snakehead. Pertumbuhan dan kreproduksinya yang sangat cepat mampu menggantikan ikan yang telah tertangkap.

Musuh utama populasi ikan gabus, Snakehead ini adalah disetrum. Bila sebuah danau, selokan, sawah, irigasi, atau telaga sudah pernah disetrum maka ikan gabus akan menjadi langka.

Biasanya jika sudah kena setrum jika ikan gabus tak mati, ikan tidak mampu bereproduksi lagi. Sementars ikan gabus lainnya tentu saja tidak berani menghuni kawasan itu. Salah-salah akaj dimakan ikan gabus yang sudah menetap di sana.

Oh iya, olahan ikan gabus sangat beragam. Ketika sudah mateng rasanya sangat nikmat dan gurih. Dimasak apa saja mampu membuat ketagihan dan kekenyangan. 

Namanya saja dunia binatang. Siapa kuat dialah yang menang. Yang besar akan menyantap yang kecil. Yang berkuasa akan menelan yang lemah. Klop sudah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun