Ayam berkokok tandanya pagi tiba. Waktunya saya pasang sepatu bot. Kemana lagi kalau bukan mencari anak katak. Menyempatkan sebelum matahari benar-benar terbit.
Tak banyak sih sebenarnya keperluan anak kataknya. Hanya beberapa ekor saja. Biasanya hanya butuh tiga atau empat ekor saja. Soalnya saya tidak akan memanggang anak katak tersebut untuk diberi kecap.
Anak katak ini menjadi favorit di kalangan pemancing gabus snakehead joran panjang. Dan jorannya benar-benar panjang. Mulai dari panjang 7.5 meret hingga 12 meter.
Biasanya para pencari anak katak betulan, profesional maksudnya. Mencari anak katak untuk dijual dilakukan pada malam hari. Dengan menggunakan suar atau sintar mereka menangkap anak katak dengan tangan kosong.
Anak katak akan silau oleh cahaya suar atau senter jadi tinggal ayunkan tangan ke arah kepalanya, dan hap! Anak katak pun sudah dalam genggaman.
Pagi-pagi sudah cerita tentang anak katak, pasti gak seru. Ada yang paling seru nih. Apa gerangan?
Anak katak akan dijadikan umpan untuk mancing ikan gabus. Bahara kerennya Snakehead. Snakehead alias ikan berkepala ular belakangan sedang ramai dibicarakan warga AS karena sifatnya yang menyeramkan.
Kalau orang bule amat takut pada ikan berkepala ular wajar. Saya saja sampai saat ini masih memiliki koreng yang belum sembuh di telunjuk saya. Dan sekian banyak bekas luka mengering akibat terkena gigi maupun insang ikan ini.
Para pemancing Snakehead jorang panjang pasti selalu memiliki luka di telunjuknya mengingat pada saat melepaskan pancing dari mulut ikan sehati-hati apa pun pasti tergores gigi tajamnya.
Jika pas nasib jelek. Ikan akan meronta lalu menutup mulutnya dengan paksa. Al hasil telunjuk yang merogoh pancing akan luka. Padahal tidak berbisa seperti ika keting atau ikan jenis lain yang dengan hanya tertusuk durinya saja bisa pingsan.
Bahkan ada yang tergores durinya saja meriang tiga hari tiga malam baru sembuh. Ikan sembilang, kipar, gunggut, pare, dan beberapa jenis ikan lain termasuk menjadi trauma para pemancingnya.