Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kala Temanku Pergi

21 Januari 2021   10:35 Diperbarui: 21 Januari 2021   20:24 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. HMJI PPKn FIS UNM

Kala Temanku Pergi

Petir menyambar serasa mengenai sasaranya
Kilat menyabet tepat di tengah dada
Bergetar itu belum seberapa
Membiru sekujur tubuh tak ada artinya
Menyapu secara bersamaan
Kabar duka datang begitu saja
Engkau
Teman, teman setia
Pergi untuk selamanya
Belum sempat ucapkan salam perpisahan
Belum sempat kita bercanda tentang indahnya kemenangan
Kita masih berlari
Terseok-seok sambil mengurut kaki
Hanya tawa sekilas kadang-kadang usir sepi
Tarik kecewa menghadapi hari
Engkau
Telah pergi
Dari tempatku tangan tengadah
Dari tempatmu jasad terbujur basah
Ya Rab...

Allahummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahalu wa wassi' mudkhalahu waghsilhu bilmaa`i wats tsalji wal baradi wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadla minad danasi wa abdilha daaran khairan min daarihi wa Ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhal jannata wa a'idzhu min 'adzaabil qabri au min 'adzaabin naar....

Kabulkan permohonan kami
Aamin

(Puisi untuk Kompasianer Arman Syarif, setahun lalu namamu pernah terukir indah di ruang ini "Kompasianer teraktif 2019")

TB, 21 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun