Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petaka Tak Terduga

17 Januari 2021   04:39 Diperbarui: 17 Januari 2021   10:55 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Petaka Tak Terduga

Sebutir tepung sebesar biji beras bagi ikan brek adalah sarapan pagi
Ia pasti akan pungkiri
Umpan itu petaka bagi kelangsungan hidupnya
Berakhir dalam gulungan daun pisang di atas pemanggang
Atau menggeliat dari panasnya minyak penggorengan

Kata, "Iya! Saya mau."
Memiliki konsekuensi hidup atau mati
Tangis penyesalan atas persetujuan
Mungkin logika tak bisa membaca
Tapi fakta itu benar-benar akan nyata

Sekali waktu
Kita unggah status di WA?
Siapa yang membaca?
Siapa yang hanya melihat warnanya?
Siapa juga yang tak mempedulikannya?
Kita puas setelah mengunggah lalu mendeletnya
Bangga begitu komentar datang banyak jumlahnya

Dalam sebutir tepung ada nyawa yang hilang
Dalam satu kata ada harga diri yang terbang
Kadang-kadang
Sayangnya kita selalu alpa menengok ke belakang
Yang jelas spion kendaraan bukan penghalang

TB, 17 Januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun