Hayuk kali ini kita buka-bukaan! Siapa yang berani jujur, minimal jujur dengan diri sendiri.
Siapa yang setiap harinya ungga status WA lebih dari sepuluh kali, lebih dari tujuh kali, lebih dari dua kali, atau hanya sekali? Siapa yang kerjaannya hanya membaca dan mengamati status WA yang ada di kontaknya? Atau siapa yang tak pernah sama sekali mengecek status WA?
Salah satu dari kita pasti ada yang masuk dalam pertanyaan di atas. Tentu saja sambil mesam-mesem mengaku. Ingat lho ya, Nggak usah japri saya. WA saya jarang aktif kok....
Gaya hidup dan kebiasaan orang memang tidak sama. Tak sedikit yang kerjanya setiap apa diunggah ke status WA. Mulai dari bangun tidur, merapikan tempat tidur difoto lalu diedit sedikit biar keren. Di ujung kanan bawah diberi tulisan, "Aku sudah bangun, Sayang!" Satu jam berikutnya foto cantik pun mengambil posisi paling atas status, "Ini sudah cantikkan, Sayang!"
Nanti rada siangan sedikit, keluar lagi status WA-nya. "Masak sayur bobor nih, siapa mau incip-incip!" Dan seabreg kelakuan para pengunggah status. Yang lebih ngeri, segala kemesraan bersama pasangannya diunggah. Dalam hati saya mikir, "Apa nggak takut kualat tuh sama yang masih jomlo, lalu ketiban sial cerai di tengah jalan."
Nyatanya tak sedikit pasangan yang sering kita saksikan demikian mesra di media sosial berakhir dengan perceraian. Pas pemirsa melihat jejak digitalnya berkata, "Apa kata saya, kualat tho!" Kebangeten juga tuh yang nyeletuk begitu.
Ada juga yang ngomel di status WA juga ini masih, "Apa gunanya punya banyak kontak, jika tak satu pun status WA tak pernah dilirik." Kebangetan banget pokoknya, saking inginnya mendapatkan perhatian sampai segitunya. Tapi biarlah, wong itu hak mereka.
Katanya, yang ngetik tangannya sendiri, yang posting jempol-jempolnya sendiri. Salahnya yang lihat dan baca bukan matanya sendiri. Di situlah masalahnya.
Ada lho orang yang setiap jam unggah status WA, Â tak peduli dalam kondisi apa. Sedih diunggah, senang diunggah, berantem diunggah. Pokoknya unggah. Mau ada yang baca, mau tidak. Persis kaya orang kentut aja. Setelah diunggah terbang entah kemana.
Ada juga yang ketika ditanya, buat apa sih mengunggah status di WA? Jawabnya enteng banget, "Saya kan berbagi kebahagiaan. Membagikan momen penting kehidupan saya biar jadi pelajaran buat yang lainnya." Hallo!?Emangnya semua status WA bisa dijadikan teladan! Ngaca dulu, Sayang!