Hal yang paling menyenangkan dalam hidup adalah ketika ada orang yang memuji dan menyanjung kita.
Untuk memperolehnya segala macam cara akan dilakukan. Lihatlah bagaimana anak kecil begitu berkaca-kaca matanya mana kala orangtua, saudara, juga teman-temannya memujinya.
Dalam kesempatan lain ia akan berusaha mencari-cari apa sekiranya yang harus dilakukan agar mendapatkan pujian, penghargaan, sanjungan seeta hadiah lainnya.
Seringnya anak mendapat pujian akan begitu membekas pada perjalanan hidupnya di masa yang akan datang.
Dalam istilah pendidikan sering disebut sebagai reward. Dan dianggap mampu membangkitkan semangat dalam proses pembelajaran berikutnya.
Memamg benar, belajar adalah proses yang berlangsung sepanjang hayat. Namun apakah reward harus selalu mengikuti proses pembelajaran tersebut.
Bayangkan sekarang, jika seorang kakek yang sejak kecil telah belajar dan selalu mendapatkan reward dari prestasi maka dalam kebiasaannya tersebut mungkin saja masih berharap mendapatkan reward dari usahanya.
Bagaimana efeknya? Adakah yang baik dan ada yang buruk dari keduanya?
Menyenangkan orang lain memang perbuatan terpuji. Namun jika apa yang kita lakukan membuat yang bersangkutan lupa diri. Tergila-gila dengan pujian tentu saja bernilai negatif.
Mungkin saja keikhlasan dari perbuatannya dipertanyakan. Walaupun kita semua tau, ikhlah adalah pekerjaan hati. Tersembunyi dan hanya yang bersangkutan saja yang mengetahui.