Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tidur Vs Jaga

30 Desember 2020   21:37 Diperbarui: 30 Desember 2020   21:55 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tablet pertama telah aku minum
Kata doker, "Obat ini diminum satu kali sehari. Menjelang tidur."
Aku yakin ini obat tidur
Dokter ingin aku bisa tidur, pikirku
Dengan tidur apa pun keinginan bisa dipenuhi
Bahkan sakit parah akan sembuh saat tidur

Sekian tahun lalu petugas anastesi rumah sakit pernah berkata, "Kami bisa membuat pasien tertidur. Tapi kami tak yakin mampu membangunkannya. Terserah anda. Ingin tidur dan tak bangun lagi. Ayo saya tidurkan!"
Saat itu aku memaksa agar operasi segera dilakukan

Kali ini aku ingin ditidurkan lagi oleh dokter
Mungkinkah aku akan dioperasi?
Bagaimana jika aku tak mampu bangun?
Padahal sebagian orang berkata, membangunkan lebih mudah dari menidurkan
Ocehan anak muda membuat kakek-kakek malu saja!

Tak pernah aku dengar ada dokter yang memberikan obat bangun
Kalau tidak bisa tidur adalah penyakit,
Benarkah tidak bisa bangun juga penyakit?
Mengapa tidak ada obatnya?

Sementara nenekku pernah bertanya, "Adakah orang jual obat yang tidak bisa membuat tidur?"

"Buat apa, Nek?" tanyaku

"Biar aku betah berdiri semalam suntuk menghadap kiblat," sahutnya

Kelimpungan
Tak ada apotek yang menjual obat tersebut
Hingga suatu ketika aku pernah mencoba irisan jeruk nipis
Setiap kantuk tiba,
Irisan jeruk itu aku emut
Tiba-tiba kantuk hilang
Ingatanku tiba-tiba kembali pada berapa puluh tahun silam
Nenek berperang melawan kantuknya
Sementara aku diperangi agar bisa tertidur

Kalau dibenci dan disenangi menjadi tidur dan jaga
Begitukah mereka dan pendukungnya berperang
Saling merendahkan dan melecehkan
Dengan segala daya upaya agar bisa menang
Ditidurkan dan tidak dibangunkan lagi
Barulah peperangan diakhiri
Atau mungkin perlu irisan jeruk nipis lagi
Agar tidak ada tidur hingga bila-bila nanti
Bisa saja tidak terjaga lagi
Selamanya
Aku pasti akan menyebutnya pembunuhan terencana

TB, 30 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun