Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ruang Tunggu

30 Desember 2020   09:58 Diperbarui: 30 Desember 2020   09:59 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang Tunggu

Dari bandara yang satu ke bandara lainnya
Aku berada di ruang tunggu yang jemu
Pengumuman keberangkatan datang bertubi-tubi
Sebentar-sebentar aku menoleh ke jendela kaca
Siapa tau melintas sebyum bahagia
Giliranku kapan tiba
Temanku satu persatu telah tinggal landas
Ada yang belum sempat melambaikan tangan
Ada yang belum sempat pamitan
Ada yang sekian banyak pesan dititipkan
Lalu semua menggugah ingatan
Bekalku
Oh iya, bekalku mungkin saja tertinggal
Jangan-jangan ada yang tercecer ketika pemeriksaan di pintu depan
Kacamataku dimana?
Tertinggal mungkin, pikirku
Sejak masuk ruang tunggu aku melihat dengan jelas
Setelah makan, sampah dibiarkan berserakan
Setelah minum, botol minuman tergeletak tak beraturan
Begitukah bekal-bekal habis dan sisanya dibiarkan
Sementara perjalanan masih panjang
Mereka pikir dengan membawa KTP dan tiket perjalanan akan sampai tempat jutuan dengan aman
Tidak kawan!
Sekali lagi tidak!
KTP dan tikat perjalanan hanyalah pintu
Menjemput sebuah kehidupan
Bekal lain begitu banyak yang harus dipersiapkan

Entah, bekalku sudah banyak atau belum
Itulah yang hingga kini aku pikirkan
Sementara ruang tunggu satu peratu berganti orang

TB, 30 Desember 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun