Di desa kami, dan beberapa beberapa desa sekitar, alhamdulillah pembuatan embung dan irigasi sudah selesai.
Dampak adanya embung dan irigasi memang telah diraskaan secara meluas oleh warga masyarakat. Walau tidak menutup mata terhadap begitu banyaknya embung dan irigasi yang kemudian berubah fungsi atau tidak dimanfaatkan sama sekali. Tentang pintu irigasi yang tidak dirawat secara maksimal oleh masyarakat dan sejenisnya.
Kembali ke soal Jago Kluruk. Penggambaran gending ini kental sekali dengan suasana pedesaan di mana padi di sawah sedang di tanam. menghijau. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat menyejukkan dan menyehatkan.
Sejenak kita mungkin akan lupa nasib para buruh tani yang berangkat pagi hari dan pulang ketika menjelang senja, namun kesejahteraannya jauh dari kata sederhana. Sebagian besar malah tidak cukup.
Ketika ada anak yang ditanya, jika nanti besar ingin jadi apa? Hampir tidak ada yang dengan bangga menjawab, "Saya jadi petani." Bayangkan jika bertani hanyalah sebuah pekerjaan karena keterpaksaan, lalu pada saatnya nanti kita dapat beras dari mana? Berharap selalu impor beras dari negara lain sangatlah tidak menguntungkan.
Oleh karena itu, sudah selayaknya seluruh yang terkait kembali melirik areal pertanian kita dan kembali menggiatkan warga masyarakat untuk mengolah sawah dan bercocok tanam padi.
Meskipun nantinya beras kebutuhan seluruh bangsa ini tidak mencukupi, minimal gelar negara agraris masih menjadi kebanggan sebagian besar bangsa ini. Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H