Ing wayah esuk, jagone kluruk
Rame swarane pating kemruyuk
Wadhuh senenge sedulur tani
Bebarengan padha nandur pari
Srengenge nyunar kulon prenahe
Manuke ngoceh ana wit-witan
Paling cemruwit rame swarane
Tambah asri donya saisine
Pembaca yang budiman, apalagi mereka yang berasal dari daerah jawa pasti mengenal gending Jogo Kluruk. Biasanya gending ini dilantunkan pada acara walimah perkawinan. Kadang diiringi dengan joget artis penyanyinya dan tak lupa saweran.
Pernah suatu ketika, saat acara perpisahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para menteri. Sukardi Rinakit, dan penyanyi keroncong Endah Laras. Perpisahan itu dibungkus dengan acara silaturahmi di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 18 Oktober 2019. (Nasional.tempo.co)
Pelajaran yang terkandung dalam gending Joga Kluruk sebenarnya berkaitan erat dengan tradisi masyarakat Indonesia yang sangat kental pertanian. Makanya wajar ketika negara kita semestinya tetap menjadi negara agraris yang mampu memenuhi pasokan beras untuk bangsa ini.
Bisa jadi gending yang dilantunkan pada acara perpisahan dengan pak Jk dan kabinet Jokowi itu sekedar mengingatkan kembali tentang program pertanian yang dahulu pada saat kampanye begitu didengungkan.
Berdasarkan data BPS luas lahan baku sawah tahun 2019 tercatat, diperingkat pertama Jawa Timur dengan luas 1,2 juta ha, disusul oleh Jawa Tengah 1 juta ha.Â
Selanjutnya peringkat luas lahan baku sawah adalah Jawa Barat 928.218 ha, Sulawesi Selatan 654,818, Sumatera Selatan 470,602 ha, Lampung 631,699 ha, Sumatera Utara 308,668 ha, Kalimantan Selatan 291,145 ha, Kalimantan Barat 242,972 ha dan seterusnya. Provinsi lainnya berada di bawah Kalimantan Barat.
Dari data di atas luas lahan baku sawah (LBS) Indonesia sebesar 7.463.948 hektare. Pulau Jawa mendominasi kepemilikan luas lahan baku sawah terluas. Jawa Timur menjadi provinsi dengan LBS terluas di Indonesia. Provinsi tersebut memiliki LBS sebesar 1,2 jutahektare. Jawa Tengah dan Jawa Barat berturut-turut mempunyai LBS sebesar 1.049.661 hektare dan 928.218 hektare.
Artinya wajar ketika gending Jago Kluruk menjadi menjadi karya sastra yang fenomenal di daerah. Masyarakat masih menginginkan bagaimana pertinan berkembang dengan pesat dengan hasil yang maksimal. Terutama menghasilkan padi (beras).
Tentu saja kita masih ingat bagaimana program pemerintah Jokowi ketika debat kampanye menyampaikan akan membuat embung-embung dan irigasi.