Mohon tunggu...
Arif Muhammad
Arif Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulislah untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cerita Perantauan, Pulang Malu, Tidak Pulang Rindu

7 Juni 2018   21:43 Diperbarui: 7 Juni 2018   21:59 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit Image : inovasee.com

Begitu tidak relevan, dengan apa yang dikatakan Dilan. Bahwa rindu itu berat. Bukan yang berat itu malu bukan rindu. Itu kata orang perantauan.

Hari-hari liburnya hanya diisi dengan nonton tv dan bermain mobilelegend. Bila pergi keluar, pasti yang bakal dituju yaitu tempat rekreasi, seperti pantai, kebun binatang, atau wisata-wisata lain. Di samping itu karena di hari-hari biasa, tidak sempat berekreasi, sibuk bekerja mencari uang.

Ketika sempat pun itu di libur lebaran, karena tidak pulang. Mana datangnya sendiri lagi, tanpa teman karena semua mudik. Mana jomblo lagi. Nambah nyesek tidak?

Meski di lokasi wisata ramai tetap saja merasa sepi sendiri. Bagai orang yang sudah kehilangan semangat hidup.

Ada cerita dari salah seorang rekan, kebetulan dia berasal dari luar pulau Jawa, dan sekarang dia tengah mengadu nasib di Jawa. Dia mengatakan bahwa keluarga di kampung berujar kepadanya, "Jangan pulang hingga kau sukses. Bila sukses baru boleh pulang."

Pertanyaannya suksesnya kapan? Kalau belum sukses ga pulang-pulang donk?

Dan benar saja, di tahun ini di tidak mudik ke tempat asalnya. Dia tetap tidak pulang walapun sebenarnya ingin. Namun karena rasa ingin membuat bangga keluarga begitu besar, dia memilih bertahan di perantauan.

Ketika ditanya apa kegiatannya ketika libur besok kalau tidak pulang, dia menjawab tidak tahu. Mungkin berlibur ke tempat saudara yang dekat atau pergi ke tempat wisata. Atau bila tidak dua-duanya, nonton film bluray di kontrakan yang mana sudah disiapkan sejak H-7 untuk stok selama liburan.

Memang pada kenyataannya ada pula yang tidak pulang karena permintaan dari pihak keluarga. Kalau belum saatnya pulang jangan pulang. Selesaikan dulu apa yang menjadi tujuan dan target yang menyebabkan dulu memilih untuk pergi merantau, semisal menempuh pendidikan atau mengejar karir. Ketika sudah selesai atau tercapai silakan pulang.

Alhasil mereka yang tidak pulang ke kampung karena alasan tersebut, tetap saja bengong ketika lebaran. Tidak melakukan apa-apa. Ketika ditanya mau ke mana lebaran kalau tidak pulang. Jawabnya kalau tidak di kos atau kontrakan nonton film atau main game, berarti jalan-jalan mencari tempat wisata. Walaupun itu dilakukan dengan sendirian.    

Tetap dengan nada yang sama, juga mengatakan, "pulang malu tidak pulang rindu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun