Mohon tunggu...
Arif Minardi
Arif Minardi Mohon Tunggu... Insinyur - Aktivis Serikat Pekerja, Ketua Umum FSP LEM SPSI, Sekjen KSPSI, Anggota LKS Tripartit Nasional

Berdoa dan Berjuang Bersama Kaum Buruh

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ukuran Sepatu Menaker dan Urgensi UU Pengupahan

2 Oktober 2024   19:57 Diperbarui: 3 Oktober 2024   07:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh menuntut kenaikan upah minimum kabupaten/kota (KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA)

Ada baiknya kita menyimak pertumbuhan tentang upah yang dikeluarkan Nikkei Asian Review. Ternyata pekerja di Asia mengalami pertumbuhan upah riil tertinggi di dunia sejak tahun 2018. Pertumbuhan upah yang tinggi itu berkat perubahan struktur ekonomi regional yang semakin solid serta komitmen yang tinggi untuk mengelola portofolio kompetensi tenaga kerja menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan industri.

Negara Asia yang mengalami pertumbuhan upah tiga teratas adalah India, Vietnam, dan Thailand. Untuk India, upah riil tumbuh 4,7 %, menjadikan negara ini sebagai yang terbaik. Untuk Vietnam dan Thailand tumbuh 4,5 %.

India mengalami pertumbuhan karena program denominasi yang dilakukan Perdana Menteri Narendra Modi pada 2016. Pekerja di Vietnam mengalami kenaikan akibat konsumsi swasta semakin besar sebagai mesin pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ekspor manufaktur Vietnam juga menjadi pendorong kenaikan upah yang cukup signifikan.

Sedangkan untuk pekerja di Thailand mendapat kenaikan upah yang signifikan, karena Negeri Gajah Putih mendapatkan keuntungan dari posisinya sebagai pusat manufaktur regional di tengah membaiknya ekonomi global.

Lau untuk Cina, upah riil tumbuh 4,2 %, naik dari sebelumnya 4,0 %. Menurut Moody's Economy, kondisi Cina tengah mengalami kelebihan kapasitas di perusahaan milik negara.

Sementara untuk macan Asia yang lain yakni Jepang, pertumbuhan upah riil pada 2018 justru terjadi perlambatan menjadi 1,6 % dari tahun sebelumnya 2,1 %. Tekanan inflasi di negeri Sakura itu telah menghambat pertumbuhan upah riil yang lebih cepat.

Pekerjaan rumah yang bisa dibilang berat untuk Menaker mendatang adalah terkait dengan data ketenagakerjaan yang hingga kini kondisinya masih amburadul baik di tingkat nasional maupun daerah. Padahal masalah data data ketenagakerjaan sangat vital. Sebagai contoh di Amerika Serikat, data laporan non-farm payroll (NFP) merupakan indikator ekonomi utama bagi negara maju itu.

Data ini mewakili jumlah pekerja yang dibayar di AS dikurangi pekerja dari sektor pertanian, pegawai pemerintah, pegawai swasta rumah tangga dan karyawan organisasi nirlaba.Laporan NFP menyebabkan salah satu pergerakan harga terbesar dan konsisten ketika pengumuman berita di rilis di pasar. Akibatnya, banyak analis, trader, investor dan spekulan banyak mengantisipasi data NFP untuk masuk ke pasar.

NFP dilengkapi dua data pendukung yang sering dilihat pada pelaku pasar yang dapat memberikan informasi tentang sektor tenaga kerja AS. Kedua data tersebut adalah:

Unemployment Claims (rilis mingguan). Terlihat terjadi penurunan jumlah orang yang mengklaim dirinya sebagai penganggur untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

ADP Non-Farm Employment Change (rilis bulanan). Data ini merupakan data perubahan jumlah orang yang dipekerjakan selama bulan sebelumnya, tidak termasuk industri pertanian dan pemerintah. Jika kita lihat, ada kenaikan jumlah pekerja di AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun