Mohon tunggu...
Arif Minardi
Arif Minardi Mohon Tunggu... Insinyur - Aktivis Serikat Pekerja, Ketua Umum FSP LEM SPSI, Sekjen KSPSI, Anggota LKS Tripartit Nasional

Berdoa dan Berjuang Bersama Kaum Buruh

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Tantangan untuk Prabowo-Gibran, Tumbuhkan UMKM seperti Jerman

5 September 2024   14:57 Diperbarui: 8 September 2024   07:17 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi UMKM Jerman yang telah menerapkan teknologi IoT era Industri 4.0  ( foto : siemens.com ) 

Simpul-simpul aktivitas logistik di pasar tradisional yang antara lain pergudangan, unitisasi atau pengepakan menurut jumlah unit tertentu, transportasi, serta manajemen informasi seperti prosedur order maupun konfirmasi penerimaan barang harus dibenahi dengan teknologi terkini. Pihak produsen komoditas di pasar tradisional mestinya tidak perlu dipusingkan oleh proses pengemasan dan jalur distribusi produknya supaya cepat di tangan agen atau konsumen.

Usaha logistik di pasar tradisional juga sangat prospektif jika diwarnai dengan sistem atau aktivitas insourcing seperti halnya korporasi besar. Dengan sistem insourcing, berbagai entitas hingga rumah tangga yang membutuhkan pasokan bahan mentah dan komoditas bahan pangan dari pasar tradisional secara kontinu bisa dilayani dengan baik lewat sistem daring yang aplikasinya telah dibangun oleh pemerintah daerah.

Pemerintah daerah juga berkewajiban membangun infrastruktur kios pasar yang dilengkapi dengan perangkat sistem informasi terkait komoditas. Termasuk sistem monitoring keamanan pangan yang ketat dan kualitas produk pertanian yang diperiksa secara rutin. Penyelamatan pasar perlu segera dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan yang disertai dengan value creation dan aspek komunikasi massa.

Salah satu agenda penting pemerintah daerah untuk menumbuhkan value creation bagi pasar adalah mengedepankan inovasi. Berdasarkan data Kemendag, hingga 2019 pasar tradisional yang terdata sekitar 9.559 unit, dengan 95 persen berumur di atas 25 tahun, 1 persen berumur 10-20 tahun dan 3 persen berada di usia kurang dari 10 tahun.

Sisanya tidak aktif dan tinggal nama, akibat fasilitas tidak lengkap dan kurang memadai. Di sisi lain, pasar modern mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Menurut data Kemendag, jumlah pasar modern mencapai 14.000, yang berbentuk convenience store sebanyak 358 toko, minimarket 11.569 toko, supermarket 1.146 toko, hypermarket 141 toko, dan perkulakan atau grosir mencapai 26 toko.

Pemerintah sesungguhnya sudah menginisiasi beberapa upaya penyelamatan terkait keberadaan pasar tradisional dan modern tersebut. Sayangnya, karena keterbatasan anggaran akibatnya masih belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Keniscayaan pasar tradisional dan modern menciptakan value creation sebagai urat nadi pemasaran.

Ilustrasi UMKM Jerman yang telah menerapkan teknologi IoT era Industri 4.0  ( foto : siemens.com ) 
Ilustrasi UMKM Jerman yang telah menerapkan teknologi IoT era Industri 4.0  ( foto : siemens.com ) 

Meniru UMKM Jerman

Ada aspek penting yang tidak boleh diabaikan terkait dengan kemajuan dan kemakmuran bangsa Jerman terkait UMKM di negeri ini. Aspek penting itu adalah tentang perekonomian Jerman yang pertumbuhannya justru ditopang oleh UMKM. Revitalisasi Ketenagakerjaan sektor UMKM perlu mencontoh pengembangan UMKM di Jerman.

Kontribusi luar biasa dari UMKM Jerman terhadap ekonomi negaranya telah dikaji oleh Profesor Hermann Simon. Dia adalah pemikir manajemen yang sangat berpengaruh setelah Peter Drucker. Pernah menjabat kepala European Marketing Academy (EMAC).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun