Mohon tunggu...
Arif Minardi
Arif Minardi Mohon Tunggu... Insinyur - Aktivis Serikat Pekerja, Ketua Umum FSP LEM SPSI, Sekjen KSPSI, Anggota LKS Tripartit Nasional

Berdoa dan Berjuang Bersama Kaum Buruh

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Tantangan untuk Prabowo-Gibran, Tumbuhkan UMKM seperti Jerman

5 September 2024   14:57 Diperbarui: 8 September 2024   07:17 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto saat dipeluk oleh emak-emak pedagang pasar  (dok. Sekretariat Presiden via Kompas.com)

Di ASEAN kontribusi UMKM Indonesia terhadap rantai pasok produksi global hanya 2,7 persen, hanya sedikit lebih baik dari kontribusi Brunei, Laos, Myanmar dan Kamboja. Padahal ASEAN berkontribusi 9,3 persen terhadap rantai pasok global.

Ilustrasi UMKM
Ilustrasi UMKM "Go Digital", suasana di Gudang Lazada di Cimanggis Depok (Dok Lazada Indonesia via Kompas.com)

Sistem Logistik Nasional Berbasis Pasar Tradisional

Populasi UMKM sebagian besar bersinggungan dengan pasar tradisional. Oleh sebab itu pemerintahan Prabowo Gibran mesti membuat terobosan terkait pasar tradisional. Selama kampanye Pilpres, Prabowo sering blusukan di pasar tradisional, bahkan kehadirannya disambut meriah dan dia sering dipeluk erat oleh emak-emak. Pelukan secara tiba-tiba disambut oleh Prabowo dengan senang hati.

Makna terdalam pelukan erat Prabowo oleh masyarakat di pasar tradisional adalah perlunya kegiatan ekonomi kerakyatan itu mendapat perhatian negara yang lebih besar lagi.

Pasar sebagai wahana ekonomi kerakyatan sepanjang usia RI tidak pernah absen menjalankan perannya sebagai penyelamat krisis ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi SDM bangsa yang berpendidikan rendah.

Keniscayaan penataan pasar tradisional yang terkelola dengan sistem logistik yang baik akan memperluas lapangan kerja. Urgensi sistem logistik berbasis pasar tradisional juga sangat ideal dalam situasi gejolak ekonomi saat ini.

Pada saat ini korporasi termasuk pasar tradisional mesti membentuk agile supply chain yakni rantai pasokan yang lebih gesit tanpa terjadi kerumunan. Melalui agile supply chain bisa terwujud jaringan distribusi, proses produksi, dan procurement activity untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen dengan bantuan angkutan dan sistem transportasi barang secara daring.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional selama ini belum bisa diimplementasikan dengan baik. Apalagi kepala daerah begitu mudahnya terkooptasi oleh kepentingan investor lalu memberikan izin pendirian pasar modern, seperti hipermarket, supermarket, dan lainnya tanpa mempertimbangkan keberadaan pasar tradisional.

Kondisinya semakin runyam karena mereka begitu mudahnya melanggar ketentuan menyangkut zonasi dan kewajiban mengakomodasi 20 persen lahan atau tempat untuk UMKM.

Keniscayaan pengembangan pasar tradisional harus terpadu dengan infrastruktur logistik seperti pergudangan, fasilitas kontrol mutu dan infrastruktur penunjang lainnya. Bisnis jasa logistik di pasar tradisional juga harus ditata sehingga sistem logistik pasar tradisional bisa menampilkan item produk tertentu ke suatu lokasi secara lebih efektif dan murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun