Setalah lulus dari luar negeri dengan beasiswa dari negara, ia kembali. Tidak seperti kebanyakan orang yang memilih tinggal dan menetap di negara mereka menuntut ilmu, dia beda. Dia kembali dengan tekad kuat untuk membangun dan memajukan bangsa.Â
Gayung bersambut. Jabatan penting di salah satu perusaan negara dia dapat. Bukan sekadar mendapat jabatan, dia juga mampu memberikan perubahan besar untuk perusahaan.Â
Berkontribusi besar. Begitulah label yang ia dapatkan setelah berhasil mengubah perusahaan pesakitan penuh permasalahan menjadi berlaba besar. Berkat kompetensinya, amanah lebih besar pun dia emban.Â
Dari seorang pegawai perusahaan negara, sekarang sibuk benar-benar ngurusi negara. Ya, staf ahli presiden. Itu amanah yang sekarang harus ia jalankan.Â
Dia adalah kebanggan. Bukan hanya untuk perusahaan tetapi juga untuk negara.Â
Sampailah pada rapat perdana dengan Presiden. Presiden menjelaskan tentang betapa kian kompleksnya permasalahan. Dan dua hal yang menjadi sorotan, perbaikan perekonomian serta pengentasan kemiskinan.Â
Dengan pengalaman segudang dan bukti nyata di lapangan, dia langsung memberikan solusi untuk permasalahan.Â
"Saya punya solusi untuk pengentasan kemiskinan. Solusi yang sama untuk permasalahan waktu saya masih menjabat di perusahaan. Kita ubah saja parameter batasan kemiskinan. Kita rendahkan angka batasan untuk katagori kemiskinan. Maka kemiskinan akan berkurang. SAYA SUDAH BERPENGALAMAN. DAN MANIPULASI DATA ADALAH SOLUSI UNTUK SEGALA PERMASALAHAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H