Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Mobile Legend, Game Populer dengan Viewers Paling "Toxic"

17 Januari 2022   13:46 Diperbarui: 17 Januari 2022   14:10 1865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: esportsku.com

Jika orang tua jaman dahulu melarang anaknya sering bermain game, maka hal itu mungkin sudah tidak berlaku untuk sekarang. Zaman dahulu bermain game hanyalah sekadar hiburan, terkesan buang-buang waktu, dan merusak masa depan. Sekarang? Bagi sebagian orang mungkin memang masih sama, tapi bagi sebagian yang lain, gamer dinilai sebagai profesi yang menjanjikan. Pekerjaan yang bisa mendatangkan banyak uang.

Kenapa hanya sebagian orang? Karena faktanya memang banyak yang kaya raya dari game dan ada juga yang tetap menjadi pemain game yang tidak menghasilkan apa-apa.

Game mobile adalah game yang paling populer di Indonesia. Bagaimana tidak, game di mobile bisa dimainkan di smartphone yang saat ini hampir semua orang sudah memiliki. Tentu berbeda dengan game PC yang harga device nya saja di luar "jangkauan" banyak orang. Kepraktisan dan kemudahan konektivitas menjadi alasan lain kenapa game mobile lebih banyak dimainkan. Selain itu, keragaman jenis game yang tersedia untuk dimainkan di mobile device menjadi hal yang semakin menguatkan.

Mobile legend adalah salah satu game mobile paling populer di Indonesia. Di seluruh dunia, mobile legend sudah diunduh lebih dari 100 jutu kali. Bahkan Moonton selaku developer game mobile legend mengkalim bahwa mobile legend telah diunduh 1 miliar kali (jebreeetmedia.com).

Di Indonesia, mobile legend adalah salah satu game yang paling populer. Mulai dari anak-anak, remaja, bahkan orang-orang dewasa banyak yang memainkannya. Banyak orang yang main bareng (mabar) di kafe-kafe, tempat nongkrong, bahkan tidak sedikit yang memainkannya di tempat kerja. Sistem permainan tim dengan anggota 5 orang per permainan dan permainan yang berjalan rata-rata 15 menit per game menjadikan mobile legend seru dimainkan bersama serta dapat dimanapun selama ada koneksi.

Popularitas Game Mobile Legend

Popularitas game mobile legend sudah tidak perlu diragukan lagi. Turnamen mulai level tongkrongan dengan hadiah ratus ribuan sampai level internasional dengan hadiah milyaran sudah rutin digelar. Dari jumlah penonton, mobile legend professional league (MPL) season 8, pertandingan antara Onic vs Evos Legend memegang rekor penonton terbanyak yaitu sebanyak lebih dari 2,3 juta dalam satu waktu bersamaan. Hanya berbeda beberapa puluh ribu dari peringkat kedua yaitu pertandingan antara onic vs RRQ Hoshi.

Pada tahun 2021, mobile legend menyumbang 4 pertandingan di deretan 10 besar pertandingan esport dunia dengan jumlah viewers terbanyak. Keempatnya adalah MLBB South East Asia Cup 2021, MPL ID season 8, M2 World Championship, dan M3 World Championship (hybrid.co.id).

Popularitas mobile legend juga mengikuti/diikuti oleh popularitas player professional atau streamernya. Di Youtube, ada Jess No Limit, Donkey, Oura, Jonathan Liandi, RRQ Xin, dan RRQ lemon yang subscribernya sudah lebih dari 3 juta.

Akun Instagram para pemain professional serta mantan pemain professional mobile legend pun sudah banyak yang terverifikasi (centang biru). Sebut saja Xin, Vyn, Albert, Donkey, Lemon, Earl, Funi, Oura, dan masih banyak lagi.

Pada platform streaming game, "Nimo TV",  yang paling banyak ditonton adalah game mobile legend. Lihat saja ketika Evos Wann, Rekt, Luminaire ataupun Albert saat live. Rata-rata penontonnya di atas 20 ribu.

RRQ Lemon adalah gamers mobile legend pertama yang diundang ke podcast terbaik negeri ini. Podcast Deddy Corbuzier. Dalam podcast tersebut, dalam hitungan jam viewers sudah mencapai jutaan. Bahkan podcast tersebut berhasil menduduki tranding 1 nasional selama beberapa hari.

Terkait dengan penghargaan, hanya dari gelaran M3 World Championship, Indonesia berhasil menyabet 5 penghargaan sekaligus. RRQ Alberttt dalam katagori player choice, RRQ Hoshi sebagai tim terpopuler, RRQ Kingdom sebagai team fan club, serta JessNoLimit dan Jonathan Liandi sebagai Key Opinion Leader (KOL). Dari lima katagori tersebut, terdapat 18,2 juta suara yang masuk menyuarakan dukungan (oneesports.id).

Belum lagi seorang RRQ Lemon yang berhasil meraih penghargaan sebagai Pro Player Games Esports Terfavorit dua tahun beruntun, tahun 2020 dan 2021.

Bukan hanya soal popularitas, Indonesia juga harus berbangga karena pada gelaran Piala Dunia Mobile Legend yang pertama (M1), perwakilan Indonesia sukses menjadi juara dunia yang direbut oleh Evos, dan RRQ sebagai runner upnya. Prestasi yang membanggakan tentunya.

Viewers yang Toxic

Jika harus ada yang disayangkan dari mobile legend, mungkin "toxicitas" viewernya yang menjadi sorotan utama. Di tengah popularitas mobile legend, para penonton onlinnya adalah salah satu yang bisa dibilang sangat tidak bisa dikontrol.

Popularitas player adalah seperti pedang bermata dua. Saat bermain bagus akan mendapatkan pujian. Namun ketika bermain jelek, maka siap-siap untuk menerima hujatan. Hujatan yang tidak hanya terkait dengan in game permainan. Tetapi sudah tidak terarah dan terkontrol. Jangankan bermain jelek, hanya memberikan psywar kepada lawan di in game pun seringkali dimaknai viewers sebagai bentuk tidak menghormati lawan. Dan yang terjadi, kembali lagi, hujatan dan kecaman yang datang.

Beberapa kejadian, pascar pertandingan justru Instagram player yang menjadi korban. Bukan hanya terkena hujatan, tapi dihilangkan karena mendapatkan report ramai-ramai. Sebut saja Onic Kiboy, BTR Vivian, bahkan tim Filiphina, Blacklist International yang akun instagramnya hilang.

Saat harus menyalakan komen ketika live streaming berlangsung, seringkali yang ada hanya mengelus dan mengelus dada. Penonton dan pendukung tim tidak hanya melakukan psywar kepada pendukung tim lain, tetapi sudah pada taraf saling menghina, saling mencaci, bahkan saling mengujarkan kebencian. Yang lebih parah lagi adalah ketika sudah body shaming, sexual harassment, sampai pada bawa-bawa nama agama.

Ya, hampir semua turnamen online pasti dijumpai kalimat-kalimat toxic yang bertebaran di platform siarannya. Jangankan turnamen antar tim, player melakukan live streaming pun tidak luput dari hujatan demi hujatan.

Komunitas mobile legend harus mulai benar-benar concern untuk mengurangi atau menghilangkan toxicitas penontonnya. Usaha para caster untuk menebarkan komentar yang positif tentu saja adalah hal positif yang harus diapresiasi. Namun tentu saja perlu usaha lebih dari itu.

Semua pihak yang menjadi bagian dari komunitas mulai dari tim, player, streamer, fan club, bahkan developer game juga harus turut serta menyelesaikan permasalahan toxicitas ini. Bahkan platform streaming seperti youtube atau nimo tv juga sudah seharusnya menyaring komentar-komentar yang tidak pantas.

Mobile legend adalah game populer. Kita mungkin lebih banyak menjadi pasar. Tapi karena dengannya memberikan prestasi bagi Indonesia serta mampu memberikan penghidupan kepada pemainnya, maka sudah selayaknya ia dijaga. Dijaga dalam artian juga harus dirapikan dan ditertibkan viewers-viewersnya. Popularitasnya harus menyatukan, bukan malah memecah belah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun