"Mas mengancam saya? Maaf Mas, keputusan saya sudah bulat. Aku tetap memilih Tarno. Memilih Tarno mungkin aku hanya akan kehilangan pekerjaanku dan pekerjaannya.
Tapi memilih Mas, aku akan kehilangan masa depanku. Jika tidak ada yang perlu dibicarakan lagi soal pekerjaan, saya pamit Pak. Masih ada beberapa hal yang harus saya selesaikan", Tantri keluar dengan tenang dan tetap sopan. Seolah tidak ada masalah serius yang tampil dari raut mukanya.
Tantri dan Tarno masih bekerja dengan bahagia di tempat kerja seperti sebelumnya. Justru sekarang Margono yang tidak tampak di ruangannya. Banyak pertanyaan mencuat terkait hilangnya Margono dengan tiba-tiba. Sampai pada akhirnya General Manager datang bersama dengan seorang lalaki yang seumuran sekitar lima tahun lebih tua dari Margono.
"Selamat siang Bapak-Bapak dan Ibuk-Ibuk sekalan. Perkenalkan, beliau adalah Pak Petrus. Beliau adalah manager kalian. Beliau menggantikan Margono yang telah resign dua hari yang lalu. Selamat siang dan selamat bekerja sama" Sang General Manager kemudian memberi kesempatan kepada manager baru untuk memperkenalkan diri kepada anak buahnya yang baru.