Dia adalah adik dari ayah saya. Dia adalah om saya.
Pernah suatu ketika ia berkunjung ke rumah bersama tiga anaknya. Bercerita tentang keluarganya. Tentang tumbuh kembang anak-anaknya.
Hingga satu momen ia menatap salah satu anaknya. Hingga satu momen ia melempar pandangan ke tembok di belakang tempat saya duduk.
Melihat air mukanya, Â iba, simpati, dan peduliku pada Gunawan Handoko hilang seketika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!