Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obrolan adalah Edukasi bagi Siapapun Pendengarnya

2 Maret 2018   06:18 Diperbarui: 2 Maret 2018   07:22 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang supervisor bercerita kepada beberapa bawahannya tentang betapa beberapa ormas dan atau LSM yang sudah melenceng dari misi awal pembentukannya. Beberapa ormas dan atau LSM tersebut sudah dianggap lebih berorientasi kepada bagaimana mendapatkan uang dibandingkan bagaimana memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan.

Parahnya, uang tersebut lebih banyak digunakan untuk "kesejahteraan" personil didalamnya dibandingkan untuk operasional agar lebih memberikan manfaat. Dan lebih parah lagi, ormas dan atau LSM tersebut mencari uang dengan menggunakan pengaruh nya di masyarakat.

Begitu Sang Supervisor memeberikan gambaran kepada bawahannya. Tentang mengapa ia sudah tidak lagi terlalu "respect" terhadap ormas dan LSM tersebut. Sebuah gambaran yang sepertinya bakalan diterima oleh bawahannya karena memang segera setelah ia selesai berbicara nampak  wajah setuju tertampil di wajah mayoritas bawahannya.

"Beberapa memang saya memandang seperti pandangan Bapak. Namun beberapa tidaklah lebih buruk daripada seperti yang ada di pandangan dan penilaian Bapak", tetiba supervisor lain  yang lebih muda menanggapi apa yang disampaikan seniornya.

"Adalah hal yang wajar ketika ormas dan atau LSM melakukan aksi-aksi untuk mendapatkan materi. Mereka juga butuh operasional yang jumlah nya tidak sedikit. Dan menurut saya, lebih baik mereka mencari materi lewat cara mereka sendiri dibandingkan mendunggi donasi-donasi. Donasi terkadang justru membatasi gerak dan dapat dengan mudah mengebiri mereka"

"Soal pengaruh mereka di masyarakat yang dimanfaatkan untuk mendapatkan materi, itu hal yang jauh lebih wajar. Mari kita sama-sama melihat bagaimana masyarakat bisa sangat setia kepada produk-produk yang mereka yakini berkualitas?

Ya itu salah satunya karena produk tersebut sudah berpengaruh kepada masyarakat. Bahkan masyarakat dibikin seolah-olah tergantung pada pruduk tersebut. Saya rasa hal tersebut seharusnya tidak merisaukan pikiran Bapak"

"TAPI TETAP TIDAK DIBENARKAN KALAU MEREKA MELECENG DARI TUJUAN ATAU MISI AWALNYA", Sang Senior berusaha mengkounter dengan nada yang lebih tinggi.

"Tidak ada tujuan awal yang melenceng. Kita lihat proporsi penggunaan pemasukannya. Kebetulan semua laporan keuangannya diterbitkan secara transparan di internet. Jika hanya sekecil ini yang digunakan untuk operasional termasuk gaji personilnya, bagaimana bisa mereka di-judge melenceng dari tujuan awal. Kita lihat betapa sebagian besar dananya digunakan seperti tujuan awal dibentuknya ormas dan atau LSM tersebut. Mari Pak kita sama-sama lihat datanya. Ini saya punya."

"Tidak usah! Tidak perlu! Kalian semua lanjut bekerja seperti arahan saya sebelumnya. Silakan semuanya lanjut bekerja!"

Hanya tinggal berdua mereka di ruangan. Supervisor Junior dan Supervisor Senior.

"Mohon maaf sebelumnya Pak. Tidak ada tendensi apapun terkait pernyataan dan pandangan-pandangan saya tadi. Saya hanya tidak terbiasa membiarkan sesuatu yang bertentangan dengan pikiran dan yang kutahu berlalu begitu saja. Apalagi tadi ada lima orang yang mungkin saja di luar ia berbicara sama persis seperti yang Bapak sampaikan.

Saya tidak merasa diri saya paling benar. Saya sangat menghargai pendapat dan pandangan Bapak. Dan ketika Bapak bisa menunjukkan data yang lebih valid dari yang sudah saya yakini. Dengan amat sangat senang hati saya akan merubah pandangan saya tadi"

"Dan mungkin ketika kita tadi hanya berbicara berdua, saya pasti hanya diam dan mendengarkan. Tidak akan ada banyak kata yang keluar dari mulut saya. Tetapi karena ada lima orang yang lain, perlu saya untuk meluruskan seperti yang telah saya ketahui sebelumnya".

Obrolan kita bisa saja merupakan sumber pengetahuan untuk orang lain yang mendengarkan. Ketika seorang bercerita kepada lima orang temannya  yang lain, maka lima orang yang mendengarkan obrolan kita akan berbicara kepada total 25 orang. Dan begitu seterusnya. Beruntung ketika yang tersebar adalah berita  yang benar, berita yang valid. Bagaimana ketika yang tersebar hanya isu? Hanya pandangan subyektif? Hanya ujaran-ujaran kebencian?

Obrolan kita adalah edukasi untuk setiap yang mendengarkan. Pastikan yang kita obrolkan adalah sesuatu yang benar. Jadi kita bisa menjadi bagian dari kesalehan sosial, kesalehan kolektif. Bukan justru bagian dari kesalahan sosial dan kesalahan kolektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun