Media, sebagiannya kini telah menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, konten dan berita yang termuat didalamnya dapat menjadi pemersatu dan penyemangat sebuah kebangkitan tapi disisi lain juga menjadi pemantik kebencian dan perpecahan. Berita dan tulisan yang dapat ditulis dan dibagikan oleh siapa saja adalah salah satu alasannya. Dan masalahnya, siapa saja tersebut dapat menulis dan membagikan apapun tanpa terlebih dahulu melihat kebenarannya.
Menumpulkan salah satu mata pedangnya adalah alternatif terbaik untuk memaksimalkan peran dan fungsi media sebagaimana mestinya. Caranya, bisa dengan menjadi pembaca yang dapat memfilter semua berita. Atau juga dengan menjadi penulis yang mampu mengabarkan semuanya dengan benar.
Pada dasarnya menulis itu mudah. Perasaan, ide/gagasan, sebuah kejadian, imajinasi, dan masih banyak lagi yang dapat dituliskan. Menjadi sedikit lebih berat ketika akhirnya tulisan tersebut dipublikasikan. Harus ada tanggung jawab moral soal kebenaran tulisan yang telah dipublikasikan. Dan bukan hanya tanggungjawabnya yang sedikit lebih berat, melainkan juga proses mencaridan mendapatkan kebenarannya.
Sesubyektif apapun, tulisan yang dipublikasikan haruslah berisikan kebenaran. Kebenaran akan latar belakang sebuah tulisan, data-data yang ditampilkan atau sekedar penunjang, bahkan kejadian-kejadian yang ingin dibagikan.
Menulis seharusnya bukan sekedar menulis kemudian dipublikasikan. Semua yang dijadikan bahan sebaiknya melalui proses riset, melalui proses pengamatan, melalui proses mencari kebenaran. Semangat pencarian kebenaran untuk bahan sebuah tulisan adalah sebuah keniscayaan untuk menyebarkan kebenaran itu sendiri. Pencarian kebenaran dapat dilakukan dengan membaca, mengamati secara langsung, ataupun juga dengan melakukan pembicaraan dengan orang yang memang sudah kompeten dan berwenang.
Menulis yang baik sejatinya juga ajang belajar untuk selalu mencari dan menemukan kebenaran. Menulis yang baik juga merupakan ajang menyebarluaskan kebenaran. Dan menulis yang baik adalah kebenaran itu sendiri.
Selamat dan semangat mendapatkan kebenaran!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H