Mohon tunggu...
Arif Masombang
Arif Masombang Mohon Tunggu... Wiraswasta - KAUm AKUr

MASuk gelOMBANG @arif_masombang #masombang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi 1 Syuro Al-Zaytun

4 September 2019   20:05 Diperbarui: 4 September 2019   20:04 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kalender yang kita punya akan selalu tertera sebagai sejarah peradaban manusia, khususnya  bagi bangsa Indonesia. Ada empat tahun baru yang manunggal dalam budaya bangsa yaitu tahun baru masehi, tahun baru Imlek, tahun baru saka, dan tahun baru hijriah.

Dalam penanggalan hijriah, bulan pertama sebagai penanda dibukanya tahun adalah muharam.  Maka harus sepatutnya kita menghindari perbuatan haram yang dapat menimbulkan sengketa. 

Pada kalender Jawa sebutan bulan suro akan mengawalinya dan kita mengenal kata  syuro, yang pada intinya adalah  lebih mengutamakan musyawarah. Perpecahan terjadi karena manusia pergi disaat ajaran Ilahi datang dan menutup hati ketika pintu langit terbuka.

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lingkungan yang terintegrasi, ada murid dan guru  serta berbagai pihak yang menunjang terjadinya interaksi.

Dengan didukung oleh lingkungan yang aman, nyaman dan yang terpenting adalah teduh serta sejuk dengan berbagai macam tanaman diantaranya pohon jati dan kopi maka akan  membuat seluruh civitas akan fokus terhadap perannya masing-masing untuk sanggup mandiri. Sehingga walaupun Jauh dari orang tua dan keluarga sanggup memberikan kesibukan serta kesungguhan untuk mengisi waktu dengan kemanfaatan.

Pesantren modern Ma'had Al - Zaytun yang berada di  Gantar - Indramayu ini mempunyai motto sebagai pusat pendidikan dan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian. Mengemban visi dan misi untuk mewujudkan Indonesia yang beradab, adil dan makmur, dengan ramainya santri yang belajar dari berbagai daerah di Nusantara dan ada yang dari luar negeri.

Ada tradisi yang sudah membudaya pada setiap peringatan tahun baru hijriah yang dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama yang ingin mengalami perjalanan spiritualnya.

Al - Zaytun menggelar perhelatan akbar setiap tahun sempena peringatan tahun baru hijriah, dengan tujuan untuk merawat budaya toleransi dan perdamaian, sebagai pilar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.

Melalui forum  nasional pada perhelatan akbar 1 Syuro 1441 H di Al -Zaytun kita menjadi tahu bahwa semua tokoh berkeinginan untuk bersatu. Bersatu padu untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama, antar suku dan ras, melebur sebagai Indonesia Raya, serta mampu tampil sebagai bangsa yang mandiri dan tidak terintervensi oleh negara lain.

Pada tahun ini, peringatan 1 Syuro mengangkat tema "Menzahirkan Jati Diri Indonesia yang Hakiki"

Dokpri
Dokpri
Seturut hadir Bapak Heru Wibawanto- Ketua Majlis Klenteng Budha Tridarma. Ia hadir pada acara 1 Syuro Al - Zaytun, karena ingin menyaksikan praktek budaya toleransi dan perdamaian di Al - Zaytun. Ia mengaku senang dan bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga besar Al - Zaytun yang hangat, yang tak pernah mempersoalkan perbedaan etnis.

Kemudian Bapak Surya Pranata- Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), menurutnya toleransi dan kerukunan beragama di Indonesia masih butuh pembenahan, namun di Al -Zaytun sudah terwujud. Ia berharap pola ini bisa dikembangkan menjadi lebih luas. Bahkan ia mengatakan bahwa Al - Zaytun adalah miniatur Indonesia.


Ada pula dari Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Bapak  PDT. Brigjen TNI (purn) Drs.Harsanto Adi ,S.M.M.M.TH di percayakan mewakili pendeta Indonesia menghadiri undangan kehormatan.

Dan masih ada tokoh lintas agama serta berbagai kalangan yang hadir untuk merasakan bahagianya hidup dalam toleransi dan perdamaian.

Sebagai wujud dari rasa syukur dan bangga Ma'had Al -Zaytun terhadap negeri ini. Akan ada selalu berkumandang lagu Indonesia raya dalam 3 Stanza untuk setiap kegiatan yang akan dimulakan. Satu diantaranya adalah pada momen acara peringatan 1 Syuro. Seluruh hadirin peserta peringatan menyanyikannya dengan khidmat. 

 Termasuk saya :-)

Assalamu'alaykum, merdeka !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun