Mohon tunggu...
Arif Atul Mahmudah Dullah
Arif Atul Mahmudah Dullah Mohon Tunggu... -

Penulis Otodidak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Jokowi, Engkau adalah "Takdir" Kami

23 Oktober 2014   14:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hak prerogatif presiden ke-5, inilah yang menggangguku pagi ini....

Saya hanya gerah saja dengan kepalsuan yang disajikan sepagi ini...

Padahal pagi tak pernah datang dengan dusta...bahwa ia pasti datang membawa kehangatan mentarinya....

Apa urusannya infotainmen memuat berita kepindahan presiden ke istana? atau memang ini urusan yang disenagajakan?

Sebaiknya kita hentikan saja seluruh kepalsuan ini...

Bekerjalah....Bekerjalah...seperti telah kau ulang-ulang dalam pidato pertamamu....

Wahai bapak presiden....aku tak yakin engkau begitu...tapi para pembisikmu itu harus kau waspadai...

Merekalah yang mendukungmu naik...tapi besok-besok, jika kau tak waspada, merekalah yang akan menghempaskanmu jatuh....

maka bertemanlah saja dengan kebaikan, dan jika engkau harus hancur karena itu, percayalah Tuhan tetap bersamamu....

Memimpin itu memang harus menjadi pendengar yang baik, tapi engkau tetaplah harus menjadi orang paling independen dalam membuat keputusan...

Independensimu itu harus bersama dengan kebenaran....karena keputusanmu adalah firasat...bahwa itulah kebenaran yang kau yakini terwujud....

Bahwa dengan keyakinan itu engkau akan berjalan menuju ketujuan....dan merealisasikannya...

Selamat bekerja pak....semoga Tuhan memberikanmu kekuatan....

Ini adalah masa kerja....masa pembuktian kata-kata

Ini adalah zaman ketidakpercayaan...maka bicaralah saja dengan kerja,

Pak Jokowi...

Terimalah kebenaran darimana pun datangnya....karena pengkritikmu adalah tempat engkau bercermin...agar engkau bisa berhias jadi lebih baik

Aku doakan agar engkau kuat...dan terus berjalan di atas kebenaran.....

Engkau adalah "takdir" kami sebagai bangsa.....

Takdir yang aku harapkan bahwa kita semua bisa selamat....dan bahagia

Sebagai bangsa.....

Kami sebagai rakyat dan engkau sebagai nahkoda kapal besar yg bernama Indonesia...

Agar rakyat ini, tak perlu mengikhtiarkan jalan lain untuk kebahagiaan mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun