Mohon tunggu...
Arif lukman
Arif lukman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kudus

Pencoba

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ritus Wiwit dan Upaya Harmonisasi Manusia dengan Alam

6 Juni 2023   16:30 Diperbarui: 6 Juni 2023   16:32 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ritus wiwit adalah ritual penghormatan terhadap alam dengan cara berdoa sebagai bentuk rasa syukur dan mengharap keberkahan dari Allah yang diberikan lewat alam. Ritual ini saya lihat ketika menghadiri Festival Memeden Gadhu di Jepara yang dimana ritual ini dilakukan di area persawahan yang didalamnya terdapat sumber mata air yang mengairi sawah-sawah warga. Dalam ritualnya juga dilakukan penyebaran biji tanaman sebagai simbol bahwa masa tanam akan segera tiba. Salah seorang yang melakukan ritual Ritus wiwit memberikan semacam wejangan bahwa hubungan manusia, pertanian dan mata air harus harmoni.

Harmonisasi manusia dengan alam merupakan suatu keharusan dimana disharmoni manusia dengan alam sudah pada taraf yang mengkhawatirkan untuk saat ini. Kita sebagai manusia telah memandang alam sebagai keberlimpahan sumber ekonomi yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, pandangan ini terjadi karena manusia membalikan pandangan terhadap alam yang dulunya sakral menjadi profan. Desakralisasi ini membuat alam diperas habis dan kita sebagi manusia tidak memiliki tanggung jawab atau kewajiban untuk memperbaiki alam yang sudah rusak setelah diperas habis-habisan.

 Dominasi manusia terhadap alam paradigma Islam  disebut sebagai perampasan karena menurut islam manusia ditugaskan oleh Tuhan untuk memelihara dan menjaga alam, bukan untuk memanfaatkan secara masif yang arahnya cenderung merusak. Ritus wiwit bisa menjadi instrumen kesadaran kolektif bahwa kita sebagai manusia harus sesegera mungkin menyelaraskan diri dengan alam. Banyak manusia yang sadar bahwa disharmoni antara manusia dan alam adalah nyata, tetapi sedikit yang menyadari bahwa ini terjadi karena hancurnya hubungan manusia dengan Tuhan.

 Seyyed Hossein Nasr menyebut bahwa kehancuran hubungan antara manusia dengan alam disebabkan oleh sains modern yang dengan sengaja mengalihkan posisi alam yang sakral menjadi profan. Pengalihan ini terjadi lantaran menurut pandangan sains modern, sains modern tidak memiliki tugas untuk mencari aspek ontologis dari alam. Padahal menurut Nasr sains kuno(yunani dan abad pertengahan) selalu melibatkan atau mencari aspek ontologis dalam melihat alam. 

Ketika manusia berinteraksi dengan alam, seluruh perilaku alam menjadi pesan yang bermakna bagi manusia. Hal itu bisa terjadi sebab manusia kuno memandang alam sebagai sesuatu yang sakral dimana segala gerak-gerik alam merupakan pesan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia sebagai mana Tuhan memberi pesan untuk manusia lewat kitab suci. Keselarasan bisa terlaksana jika sikap manusia tidak lagi mendominasi atas alam dan hubungannya tidak didasari oleh penguasaan sewenang-wenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun