Pemandangan yang ditawarkan yang terasa spesial saat geo tubing adalah sewaktu kanan-kiri sungai diapit oleh pohon bambu. "Mirip goa atau lorong, tapi dari bambu. Ada yang menyebutnya lorong bambu. Tapi teman-teman di sini menyebut lorong syahdu. Ya karena kalau diamati terasa syahdu", seru pengelola Geo Tubing Lava Bantal.Â
Sebenarnya kalau saja air Sungai Opak ini bening dan bersih, mungkin akan terlihat lebih syahdu lagi. Apalagi pantulan sinar matahari akan terbius warna batu atau lumut yang menghijau, akan lebih wow lagi sepertinya.Â
Lorong Bambu atau Lorong Syahdu Geo Tubing Lava Bantal (dok. pribadi)
Sekitar satu jam kami telah sampai di titik finish. Karena penasaran, kami pun menjajal jalur geo tubing pendek. Jarak tempuh jalur ini tidak sampai 500 meter. Tetapi dengan jalur pendek ini, adrenalin lebih terpacu karena arus deras terbentuk dari topografi batuan lava bantal yang tidak merata.
Teriakan tanda keseruan dari rekan-rekan Kompasianer Jogja pun tak terelakkan saat melewati jalur pendek ini. Tak cukup sekali, beberapa kompasianer mencoba jalur pendek berkali-kali.Â
Seru-seruan Geo Tubing Lava Bantal bersama kompasianer Jogja (dok. pribadi)
Seru-seruan Geo Tubing Lava Bantal bersama kompasianer Jogja (dok. pribadi)
Bagaimana? Penasaran atau tertantang dengan keseruan Geo Tubing Lava Bantal? Agendakan waktumu, karena Geo Tubing Lava Bantal siap menjamu setiap hari dari jam 09.00-15.00 dengan kuota maksimal per harinya 150 orang. Kamu juga bisa kepo dan kontak ke pengelolanya melalui akun instagramnya
di sini.Â
Ini saya sertakan video keseruan kami sewaktu di Geo Tubing Lava Bantal:Â
Lihat Travel Story Selengkapnya