Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cerita Nglanggeran, Geosite yang Mendunia dan Penuh Kenangan

25 Januari 2017   15:21 Diperbarui: 25 Januari 2017   16:34 1510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi saat mencapai Puncak Watu Bantal, Nglanggeran (dok. pribadi)

Cerita selanjutnya adalah tentang Embung Nglanggeran yang telah hits gara-gara foto sunset dan sunrise-nya yang memang mempesona. Fungsi utama embung yang diresmikan 19 Februari 2013 oleh Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X ini sebenarnya untuk konservasi air. Dengan menadahi air hujan, telaga, dan sumber air lainnya, air yang tertampung di embung digunakan untuk mengairi perkebunan durian, kelengkeng, rambutan dan kakao yang dikelola masyarakat Nglanggeran dan sekitarnya. Namun karena memiliki view yang istimewa, embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi ini sering menjadi spot foto para fotografer maupun traveler. 

Sunset yang tertutup mendung di Embung Nglanggeran (dok. pribadi)
Sunset yang tertutup mendung di Embung Nglanggeran (dok. pribadi)
Dari sekian banyak spot wisata yang ada di Geosite Nglanggeran, saya menangkap bahwa pengembangan wisata di Nglanggeran bukan dengan pendekatan program khas pemerintah yang top down atau ala business to business. Prinsip pemberdayaan masyarakat atau community based tourism menjadi pegangan kuat di sini. Dan kini perlahan muncul bukti bahwa pengembangan sektor pariwisata seperti ini mampu menjadi generator ekonomi masyarakat dengan tetap melestarikan alam dan budaya, beriringan dengan pertanian dan perkebunan, serta bisa memaksimalkan potensi ibu-ibu dalam berbagai kegiatan. 

Saya justru melihat bahwa memang tepat jika kawasan Geosite Nglanggeran ini beranjak untuk mengembangkan exclusive dan special interest tourism. Unsur-unsur yang ditawarkan Nglanggeran bukan hanya modal alamnya saja. Kekayaan budaya, interaksi sosial masyarakat, dan kandungan cerita-ceritanya adalah kekuatan ampuh untuk menggemakan bahwa Geosite Nglanggeran sebagai bagian Geopark Gunungsewu memang memiliki potensi berkelas dunia.

Keceriaan netizen saat berpetualang di Nglanggeran (dok. pribadi)
Keceriaan netizen saat berpetualang di Nglanggeran (dok. pribadi)
Ekspresi saat mencapai Puncak Watu Bantal, Nglanggeran (dok. pribadi)
Ekspresi saat mencapai Puncak Watu Bantal, Nglanggeran (dok. pribadi)
Sambil memandang embung dan panorama Geosite Nglanggeran, senja perlahan meredup. Rupanya seharian berpetualang dan mengunduh ilmu di Nglanggeran membuat banyak kenangan. Sebelum meninggalkan Nglanggeran, saya bertanya dalam hati: mengapa baru sekarang saya mengupas Nglanggeran? Padahal sejak dulu saya mendiami Jogja. Tapi ini mungkin skenario semesta dan garis waktu yang menggiring saya ke Geosite Nglanggeran sebagai salah satu produk masa lalu. Dan jika bicara masa lalu, Jogja adalah tempat yang tepat untuk berdamai dengan segala kenangan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun