[caption caption="Mas Dhanang di sebuah petualangan"][/caption]Saya mengenalnya gara-gara musibah. Kala itu Gunung Merapi meletus dengan dahsyat, hampir enam tahun yang lalu. Dhanang Puspita nama aslinya. Saat itu kami bertemu melalui tulisan dan foto. Selama Merapi meletus, bermacam tulisan dan foto yang diunggah oleh bermacam blogger disatukan oleh Mbak Anazkia. Content yang terkumpul tersebut kemudian dibukukan dengan judul “Relawan Merapi”. Mas Dhanang dan saya termasuk dua orang yang ikut berkontribusi dalam project buku keroyokan ini.
Diam-diam saya mengamati perilaku dan kisah yang ditorehkan Mas Dhanang di dunia maya. Saya baru tahu bahwa kemampuan fotografi Mas Dhanang tak bisa diremehkan. Dari kameranya, terekam beberapa gambar Merapi saat mengeluarkan abu vulkanik dari sisi timur laut yang begitu dramatis.
[caption caption="Dokumentasi Mas Dhanang saat Merapi meletus dari sisi timur laut "]
Saat prosesi Merapi berlangsung pada akhir 2010 yang lalu, Mas Dhanang ikut ambil bagian bersama timnya mengurus 2.000-an warga. Posko Merapi Candisari, Selo, menjadi pangkalan bagi Mas Dhanang dalam membaktikan jiwa kemanusiaannya.
Hasil penelusuran saya berikutnya tentang pria kelahiran Semarang 32 tahun silam ini membuat saya heran; rupanya Mas Dhanang seorang akademisi. Aneh saja, akademisi tapi potongannya terlihat tidak rapi, dan senang menjelajah ke berbagai wilayah yang relatif jarang dikunjungi.
Pada 2012, riset berjudul ‘Viabilitas Bakteri Probiotik Terenkapsulasi dalam Pembuatan Pakan Induk Udang Air Tawar (Macrobrachium idae)’ membawanya tuntas meraih gelar pada Magister Biologi Program Pascasarjana UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana). Setelahnya, Mas Dhanang mengabdikan diri sebagai dosen di kampus yang sama.
Sampai dengan saat ini, sebagai tenaga pendidik Mas Dhanang tercatat sebagai Dosen Teknologi Pangan di UKSW. Pada prakteknya, Mas Dhanang tidak hanya mengajar satu mata kuliah saja. Semester ini selain teknologi pangan dia juga mengampu mata kuliah kimia, biologi, dan mikrobiologi. Lingkup kerjanya di lingkaran akademisi juga membuatnya rajin melakukan riset. Baginya, riset-riset yang dilakukan adalah sebagai bentuk pengabdian dan tanggungjawabnya terhadap masyarakat.
Keanehan tentang penampilan Mas Dhanang yang awalnya saya rasakan terjawab saat mengetahui hobi yang ditekuninya. Tak cukup sebagai pendidik yang memiliki jiwa kerelawanan tinggi, Mas Dhanang juga memiliki kegemaran naik gunung, memotret, dan sedang menekuni dunia selam. Berbagai hobi ‘outdoor activity’ tersebut yang sering membuat saya dan teman-temannya mupeng saat dinarasikan Mas Dhanang dalam bentuk tulisan.
Ketekunan dan kerja keras Mas Dhanang dalam menghasilkan ribuan foto dan berbagai tulisan yang didominasi oleh dunia jalan-jalan telah banyak mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Selain pernah dipublikasikan di berbagai majalah kenamaan, kemampuan menulis juga membawanya bisa blusukan ke berbagai negara ASEAN gratis! Konsistensi Mas Dhanang membuatnya tergolong blogger yang produktif menghasilkan content, baik tulisan, foto, maupun video di berbagai platform.
[caption caption="Mas Dhanang saat berada di Thailand"]
Meskipun demikian, saya melihat bahwa hobi menulis Mas Dhanang adalah modal besar baginya untuk lebih tinggi dalam meniti karir sebagai akademisi, maupun membumikan ilmunya bagi masyarakat. Semoga Mas Dhanang tak sekadar berbagi, melainkan mampu menginspirasi dan mencetak generasi scientist yang mumpuni, dan mau menerapkan ilmunya agar lebih membumi.
_______
Semua foto adalah dokumentasi Mas Dhanang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H