[caption caption="Aktivitas di sebuah pasar di Jogja (dok. pribadi)"][/caption]
Pasar. Kata ini sering berkaitan dengan perkara ekonomi. Bertemunya antara penjual dan pembeli, demikian secara sederhana ilmu ekonomi biasa mendefinisikan pasar.
Di Indonesia, pasar lebih diidentikkan dengan sebuah tempat di mana penjual dan pembeli bertemu. Kemudian yang sering menjadi visualisasi dalam pikiran kita saat membahas pasar adalah tumpukan barang yang dijual, warna-warni sayuran, buah-buahan, dan bermacam barang dagangan, pembeli yang berlalu-lalang, serta berbagai sudut yang menggambarkan hiruk pikuk transaksi antara penjual dan pembeli.Â
Tetapi lebih dari itu, pada kenyataannya masyarakat yang bertemu di pasar tidak hanya melakukan berbagai transaksi. Pasar adalah salah satu wadah yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi. Interaksi yang terbentuk pun beraneka rupa, seperti berbagai warna yang terlihat di pasar. Maka ketika ke pasar, kecenderungannya bukan hanya mencari tempat yang memiliki kelengkapan barang dan atau jasa yang dibutuhkan semata, tetapi juga mencari wadah interaksi yang serba tersedia.
Di Jogja, pasar telah ada sebelum Kerajaan Mataram Islam memiliki istana. Sebagai penggerak perekonomian, pasar digunakan sebagai ruang untuk bersosialisasi, bahkan menjadi saksi dinamika sosial dan budaya yang terjadi. Kita bisa saksikan di beberapa titik di Jogja bermacam pasar yang masih memegang aturan hari pasaran sebagai hari puncak transaksi. Di Jogja pula aktivitas menjaga pasar yang tercatat sebagai bangunan cagar budaya masih tersedia. (Salah satu tulisan tentang pasar tertua di Jogja silahkan klik Berkelana di Pasar Tertua Jogja)
[caption caption="Pasar Legi Kotagede, salah satu pasar tertua yang ada di Jogja (dok. pribadi)"]
Dua hal yang sama-sama menjadi prasarana publik ini begitu menarik untuk diperhatikan. Mulai dari keriuhan yang terjadi di pasar maupun di sekolah saat pagi menjelang, hingga bagaimana hubungan sosial antara siswa yang bersekolah dengan para penjual yang tidak menutup kemungkinan adalah wali dari siswa tersebut.
Interaksi unik inilah yang membuat Kelas Inspirasi Yogyakarta tergerak untuk merangkai kegiatan positif. Jika biasanya Kelas Inspirasi dilakukan di sekolah-sekolah dasar dengan beberapa kriteria, maka tahun ini Kelas Inspirasi Yogyakarta menyisipkan kriteria baru; keterkaitan sekolah dengan lingkungan pasar.
Melalui tema ‘Kelas Inspirasi di negeri serba ada’, Kelas Inspirasi Yogyakarta mengajak Anda semua, segenap profesional dari berbagai lapisan untuk bersama-sama melihat, merasakan, dan berkontribusi langsung di sekolah-sekolah. Secara sukarela, Kelas Inspirasi Yogyakarta mengajak siapapun Anda dengan apapun profesi yang Anda geluti untuk hadir sekaligus menginspirasi secara langsung di depan anak-anak SD yang bersekolah di sekitar pasar yang tersebar di beberapa titik di Jogja. Sebagai catatan, setelah sukses selama tiga tahun berturut-turut melaksanakan hari inspirasi di 52 sekolah, pada gelaran Kelas Inspirasi Yogyakarta 6 Februari 2016 nanti akan diselenggarakan di 23 sekolah yang telah terpilih.
[caption caption="Kemeriahan relawan saat Kelas Inspirasi Yogyakarta ke-3 (dok. www.kelasinspirasiyogyakarta.org)"]
Apa yang mau disampaikan ke anak-anak SD? Perlu diperhatikan bahwa Anda tidak mengajar mata pelajaran seperti diajarkan guru pada umumnya. Ketika hadir di sekolah, semua relawan pengajar bisa menceritakan bagaimana menariknya profesi yang ditekuni, tentang kisah membanggakan atau bagaimana bangkit dari kesusahan dalam hidup. Warna-warni cerita tentang profesi inilah yang diharapkan mampu menyemangati anak-anak Indonesia dalam meraih mimpinya.
Aktivitas para relawan pengajar dari beragam profesi yang terlibat langsung dalam usaha perbaikan pendidikan ini perlu didokumentasikan. Lalu siapa yang akan melakukan? Maka Kelas Inspirasi Yogyakarta juga mengajak fotografer dan videografer untuk bergabung dalam barisan relawan dokumentator untuk mengabadikan peristiwa istimewa ini.
Kreativitas dari para relawan dokumentator inilah nantinya yang akan menangkap berbagai keriuhan yang terjadi saat hari inspirasi berlangsung. Selain itu, beragam human interest baik aktivitas pedagang, pembeli, tukang cukur, penjual nasi kucing di angkringan yang ada di pasar maupun canda tawa dan yel-yel yang muncul dari keoptimisan anak-anak, guru, hingga kepala sekolah akan mewarnai kamera para dokumentator. Â
[caption caption="Warna-warni Kelas Inspirasi (http://kelasinspirasiyogyakarta.org/foto/)"]
Pendaftaran relawan pengajar dan dokumentator untuk Kelas Inspirasi Yogyakarta #4 hanya tersisa beberapa hari lagi. Bagi Anda yang tertarik untuk terlibat, Anda bisa melakukan pendaftaran melalui www.kelasinspirasiyogyakarta.org.
Bagaimana? Tertarik untuk berbagi kisah hebat Anda dengan anak-anak? Sudah siap berpetualang di negeri serba ada? Kami tunggu di Jogja!
 [caption caption="Poster recruitment Kelas Inspirasi Yogyakarta (www.instagram.com/ki_yogyakarta)"]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H