Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menebak Filosofi yang Pernah Dipelajari Pak Jokowi

22 Desember 2015   23:12 Diperbarui: 23 Desember 2015   10:51 2243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari pernyataan ini, saya mengira bahwa Pak Jokowi memang telah mafhum dengan prinsip sadumuk bathuk senyari bumi. Filosofi tersebut secara harfiah bermakna 'satu sentuhan kening, satu jari luas-nya bumi bertaruh nyawa’. Atau dalam konteks ini, Pak Jokowi merasa jika menyangkut harga diri bangsa, maka biarpun nyawa taruhannya, akan diperjuangkan agar martabat tetap terjaga.

Saya memahami bahwa Pak Jokowi bukanlah sosok yang sempurna. Meskipun menjadi presiden, Pak Jokowi tetaplah manusia yang mungkin saja bisa keliru. Pak Jokowi menyatakan apa adanya bahwa pelayanan publik untuk rakyat Indonesia masih belum maksimal. Maka beliau meminta agar masyarakat bersabar. Menurut Pak Jokowi, sistemlah yang perlu diubah, dan perubahannya memang tidak bisa secara instan.  Hampir semua negara di dunia tahu bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya. Maka untuk mengelola kekayaan ini, dibutuhkan sistem dan pengelolanya yang bersih dan akuntabel.

Saya kemudian teringat kembali pada status salah satu account media sosial yang pernah ditulis Pak Jokowi di masa kampanye presiden 2014 yang lalu. Dengan singkat Pak Jokowi menulis ‘sura dira jaya jayaningrat, lebur dening pangastuti’ yang kurang lebih bermakna segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati, dan sabar.

[caption caption="Suasana setelah makan siang di istana negara (presidenri.go,id)"]

[/caption]

Sayangnya saya bukan orang yang pandai mengartikan filosofi apalagi ahli strategi yang telah mumpuni. Anggap saja tulisan ini sebagai media belajar dari sudut pandang yang berbeda. Dan namanya juga tebakan, bisa tepat atau meleset dengan kenyataan.

Yang jelas, setelah memenuhi undangan makan siang ini saya menjadi tidak sabar dan menanti kesempatan untuk diundang oleh tokoh-tokoh inspiratif seperti Pak Habibie, Ibu Susi Pujiastuti, Pak Prabowo, dan lainnya. Karena selain mendapat wawasan, saya bisa belajar tentang nilai-nilai filosofi dan ilmu strategi yang pernah mereka pelajari serta terapkan dalam kehidupan.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun