[caption caption="Courtyard Nusa Dua, sejenak kami tersesat di sini (dok. pribadi)"]
Sekitar satu jam perlajanan darat kami tempuh menuju Ubud. Sepanjang perjalanan ini pula saya bercengkerama dengan rekan-rekan kompasianer, crew Kompasiana, dan Kementerian Pariwisata. Dan dengan intens pula saya langsung berdiskusi dengan Om Isjet, content assistant manager Kompasiana, tentang berbagai hal yang hangat dibicarakan di berbagai media.Â
Tak terasa kami sudah sampai di Alaya Resort, tempat pertama yang akan dijadikan lokasi menginap. Alaya resort berada di pusat Kecamatan Ubud. Aura daerah seni dan memiliki budaya yang tinggi mulai terasa sejenak saya duduk di lobby Alaya. Tapi mengapa kami menginap di sini? Rasa penasaran saya terjawab saat tahu bahwa yang spesial dari Alaya Resort adalah terintegrasinya resort dengan Da La Spa, unit penyedia spa ini adalah salah satu spa terbaik di Ubud.
Kedatangan saya dan rombongan pun langsung disambut dengan spa. Beberapa bagian tubuh kami diluluri dengan beragam ramuan herbal. Teknik spa dengan kualitas berkelas kami rasakan. Selanjutnya, tersedia sebuah bathtub berisi air hangat yang telah ditaburi berbagai bunga yang membuat kami benar-benar rileks.
[caption caption="Mandi kembang sehabis spa (dok. pribadi)"]
Sayangnya disaat malam menjelang, kami tak bisa menikmati pertunjukan seni di sekitar Ubud karena telah terlewati jam mulainya pertunjukan. Maka sebagai gantinya, kami menikmati malam dengan jalan-jalan sekitar jalanan Ubud. Lengang, tenang, dan terasa penuh kedamaian, demikianlah situasi Ubud ketika malam. Kondisi tersebut mungkin yang membuat berbagai wisatawan bahkan seniman betah berlama-lama di sini.Â
Kondisi perut yang mulai kemruyuk menuntun kami untuk segera mencari tempat mengisi perut. Pilihan akhirnya jatuh di sebuah tempat makan di tepian sawah. Restoran ala warung ini terasa sangat cozy apalagi malam ini kami mendapatkan sajian dengan menu spesial ikan bumbu besar.
[caption caption="Salah satu sisi jalan Ubud diwaktu malam (dok. pribadi)"]
 [caption caption="Sajian spesial dengan menu ikan bumbu besar (dok. pribadi)"]
Esok harinya, kami mengawali hari kedua dengan mengeksplorasi pasar tradisional Ubud, relatif tak jauh dari tempat kami menginap. Di pasar ini berbagai aktivitas ekonomi penduduk lokal terlihat kental dengan nuansa cultural. Aksi jual beli bukan hanya dilakukan untuk barang-barang kebutuhan rumah tangga, melainkan juga pada beberapa kebutuhan untuk beribadah masyarakat. Tak jarang, kami menjumpai pedagang dan pembeli yang sedang bertransaksi jual beli bunga dan segala sesajian untuk sembahyang.Â
Di hari kedua kami juga diajak untuk menjelajah Pura Tiirta Empul di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Pura ini bukan sembarang tempat, karena beberapa bangunan di pura ini digunakan sebagai istana kepresidenan yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.Â