Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Terpesona Pada Indahnya Laut Kota Pala

20 Oktober 2015   15:44 Diperbarui: 22 Oktober 2015   17:29 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Salah satu pantai di Fakfak, Papua Barat (dok. pribadi)"][/caption]

Rasanya ingatan saya tak mau segera beranjak ketika menatap tumpukan foto saat berada di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Salah satu kabupaten tertua di Pulau Papua ini memang lebih sering mendapat julukan sebagai Kota Pala, karena hasil pala yang melimpah menjadi komoditas utama yang dijual dari daerah ini. Namun selain pala, bagi saya bentang alam Fakfak penuh daya pikat. Terlebih saat lebih jauh menelisik tentang lautnya.

Kita awali saja cerita ini dari beberapa pantai yang pernah saya kunjungi. Mungkin ratusan pantai mudah sekali kita jumpai di Kota Pala ini, karena jika bukan bebatuan cadas, tepian laut di Fakfak rata-rata adalah pantai pasir putih nan halus.

Daerah berpasir putih salah satunya saya jumpai dengan mudah di Distrik Fakfak Timur. Dari Kampung Pasir Putih (nama kampungnya saja Pasir Putih), Kampung Wambar, Kampung Weri, apalagi Kampung Urat di Pulau Semai, hampir semua kampung pesisir di area ini memiliki pantai yang sungguh mempesona.

Menariknya, saat saya berkunjung ke sana, sama sekali tidak dipungut biaya untuk menikmati potongan pesona Indonesia yang mungkin terjatuh dari surga seperti ini. Deretan pantai-pantai tersebut juga relatif sepi, karena memang pantai di sini tidak seperti kebanyakan pantai di Jawa yang hampir selalu dijadikan sebagai objek wisata yang masif dikunjungi wisatawan.

 

 [caption caption="Pantai di depan Kampung Urat, Fakfak (dok. pribadi)"]

[/caption]

 [caption caption="Pantai di Kampung Wambar, Fakfak (dok. pribadi)"]

[/caption]

 

Selanjutnya di sisi sebelah timur-selatan Distrik Fakfak Timur, tak kalah cantik pula pantai-pantai di Kepulauan Karas membuat saya semakin bersyukur dilahirkan di negeri seindah Indonesia. Pantai Fodfodan, Tanjung Merpati, Temin Sinei, dan sejumlah pantai yang mungkin belum ada namanya memanjakan mata saya.

Bahkan jika perjalanan laut dilakukan pada siang hari dan kebetulan sedang meti (surut), maka tak jarang saya menemukan pasir timbul yang seakan menyeruak dari tengah laut. Pasir timbul ini menyerupai pulau kecil, tanpa vegetasi apapun di atasnya, hanya pasir putih, dan biasanya digunakan oleh burung-burung camar bergerombol.

 [caption caption="Pantai Fodfodan di Kepulauan Karas, Fakfak (dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Pantai Temin Sinei, Fakfak (dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Burung camar di atas pasir timbul, Fakfak (dok. pribadi)"]

[/caption]

Selain di Fakfak bagian timur, saya juga berkesempatan mengunjungi Fakfak bagian utara. Di daerah kepulauan ini kontur alamnya tak jauh berbeda dengan daerah pesisir Fakfak lainnya. Ombak di perairan Fakfak bagian utara juga relatif lebih tenang. 

Gugusan pulau kecil menyerupai lime stone banyak dijumpai saat saya berkunjung dan melintasi Kampung Arguni, Kampung Andamata, Kampung Ugar, dan beberapa daerah di Distrik Kokas. Bentuk lime stone yang berjajar di atas laut yang tenang seperti ini hampir serupa dengan view yang sering terlihat di Kabupaten Raja Ampat.

 [caption caption="Pantai di Pulau Kambing, Kokas, Fakfak (dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Limestone di perairan Arguni, Fakfak (dok. pribadi)"]

[/caption]

Segala keindahan penuh pesona tersebut betul-betul membuat saya terkesima. Padahal itu baru pantainya, belum masuk ke dalam lautnya. Air laut di perairan Fakfak bening bak kristal. Tak sedikit pula dengan jelas tercetak gradasi warna hijau toska hingga biru gelap pada pertemuan antara garis pantai dengan lautnya. Saat saya mencoba menilik isi laut Fakfak, tak perlu terlalu dalam saya bisa menjumpai terumbu karang dengan berbagai jenis penghuninya dengan jarak pandang yang leluasa. Fakfak memang laksana perawan yang sama sekali belum dijamah keindahannya. Coral warna-warni dan beraneka rupa makhluk laut bisa dengan bebas saya nikmati di sini.

[caption caption="Terumbu karang di sekitar laut Fakfak (dok. pribadi)"]

[/caption]

[caption caption="Ikan-ikan kecil di atas hard coral, Fakfak (dok. pribadi)"]

[/caption]

 

Pesona Indonesia dari sisi bahari memang patut dibanggakan. Segenap potensi yang ada menjadikan sektor ini diharapkan mampu menggerakkan berbagai sektor lainnya di masa depan. Seperti yang saya temui di Fakfak, potensi perikanan yang dimiliki oleh Kota Pala ini begitu melimpah. Maka tak heran jika Fakfak juga dikenal sebagai pemasok ikan di Papua Barat selain Sorong dan Kaimana. 

Tak terhitung jenis ikan yang saya jumpai sewaktu berada di Fakfak. Mulai dari ikan palala yang biasa digunakan untuk ikan sarden, ikan cakalang, manfish, berbagai jenis kerapu, giant travelly, tuna, hingga ikan besar seperti lumba-lumba dan hiu martil juga saya lihat sendiri.   

[caption caption="Kumpulan ikan di bawah perahu nelayan (dok. pribadi)"]

[/caption]

Segenap potensi bahari yang ada di negeri seindah Indonesia hingga detik ini masih dalam proses pemaksimalan manfaatnya. Jika melihat pesona seperti yang ada di Fakfak atau daerah-daerah lainnya, rasanya ingin segera berbenah dan menata sektor-sektor yang bisa menjadi turunan dari kekayaan potensi bahari kita. Tentu saja, segala jenis pemanfaatan lebih mengutamakan sisi keberlanjutan dan ramah bagi segenap ekosistem yang mengelilinginya.

Sektor pariwisata bisa menjadi salah satu jawaban atas pemanfaatan potensi bahari yang kita miliki. Tinggal lebih bijak saja dalam mengatur keseimbangan antara ekonomi dan ekologi yang biasanya menjadi trade-off dalam menggerakan pariwisata di Indonesia.     

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun