Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mau Dapat Sepeda Baru? Sunat Dulu!

19 Juni 2015   23:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:16 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayo nge-trill!", saya menantang teman sebaya saat melihat gundukan tanah di ladang milik saudara.

"Wah Arif sekarang nggaya sudah punya sepeda baru.", seru teman-teman sambil tertawa.

Sepeda ‘kado sunatan’ ini kemudian menemaniku saat berangkat sekolah sewaktu duduk di bangku SMP. Jarak dari rumah ke SMP yang relatif jauh memaksa saya harus menaiki angkutan umum untuk pergi dan pulang ke SMP. Namun permasalahannya, rumah saya tidak dilalui jalur angkutan umum. Melihat keadaan seperti itu, orang tua akhirnya menyarankan agar sebagian jarak ke SMP ditempuh dengan bersepeda saja. Alhasil, setiap pagi saya bersepeda hingga perempatan, sekitar 2 km jaraknya dari rumah. Kemudian sepeda saya titipkan di tempat penitipan sepeda yang tersedia di perempatan jalan besar di mana angkutan umum biasa berhenti. Dari perempatan ini saya menaiki angkutan umum yang melintas ke jalur sekolah. Begitupun sebaliknya saat saya menempuh jarak sepulang sekolah. 

Alhamdulillah, meskipun jarak ke sekolah tidak terlalu dekat, saya berhasil mengikuti pelajaran dengan baik selama mengunduh pengetahuan di SMP favorit sekabupaten. Nilai yang saya peroleh juga lumayan bagus sebagai modal untuk memasuki SMA berasrama yang lokasinya ada di luar kota.  

*

Seiring berlalunya waktu, sepeda masih menjadi alat transportasi yang dipakai oleh siapapun dalam berbagai keperluan. Tak hanya untuk anak sekolah, sepeda juga tetap digunakan oleh petani dalam melakoni aktivitasnya di sekitar sawah, nelayan yang mengirim hasil tangkapan ikannya dari laut, atau para eksekutif yang menjalani gaya hidup dengan bersepeda menuju ke kantornya saat bekerja.  

Saya yakin, meskipun berbagai kemajuan telah terjadi pada hampir semua jenis alat transportasi, hampir setiap orang di negeri ini mungkin memiliki memori cerita bersepeda semasa kecil. Saya sendiri selalu tersenyum dan tertegun saat melihat orang bersepeda, karena teringat masa-masa bersepeda kala belia dulu. Terutama saat saya tak jera terjatuh, dan berusaha dengan keras agar sepeda bisa berjalan seimbang hingga lancar mengemudikannya. Apalagi saat memutar kenangan manis di kepala sewaktu saya bersenda gurau di lapangan atau di tepian sungai sehabis bersepeda, seakan merayakan kemenangan-kemenangan sederhana yang telah dilalui dari berbagai aktivitas tanpa beban bersama teman-teman.  Dan tentunya senyuman akan mengembang saat mengenang betapa riangnya ketika benar-benar memiliki sepeda sendiri untuk kali pertama, meskipun harus disunat dulu sebagai syaratnya.

 

 Sepeda masih digunakan dalam berbagai aktivitas masyarakat (dok. pribadi)

Menikmati kebersamaan dengan keluarga sambil bersepeda (dok. pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun