Bulan ini, tepatnya 14 Februari 2024 bangsa Indonesia punya hajatan besar yakni Pemilihan Presiden dan Pemilihan Anggota DPR serta DPD. Seperti biasanya, bumbu-bumbu hajatan tersebut mayoritas berupa hujatan serta ujaran kebencian terhadap Paslon yang tidak diinginkan.
Kita seperti tidak pernah belajar bahwa hajatan lima tahunan sekali ini sejak dulu selalu menghasilkan permusuhan pada level akar rumput dan berujung rangkulan para elit politik untuk saling memperkaya diri dan melanggengkan kuasa.
Maka tidak heran jika sesepuh kita Simbah Kyai Ahmad Mustofa Bisri selalu berpesan agar kita selalu bersikap biasa saja dalam menghadapi hajatan lima tahunan ini. Jangan berlebihan dalam menyikapinya karena akan berujung saling merendahkan.
Jika kita punya pilihan, boleh kita puji dia dan programnya setinggi langit. Tidak perlu kemudian menjatuhkan pasangan capres lain. Jika sudah menjatuhkan inilah yang biasanya berpotensi menjadi bibit permusuhan. Jika sudah cukup memuji pasangan capres kita, mengapa harus menjatuhkan yang lainnya?
Sebagaimana jika punya hajatan, tentu hajatan ini juga akan selesai dan berlalu. Setiap orang akan kembali dengan aktifitas sehari-hari yang seperti biasanya dilakukan. Jika dalam hajatan itu dia biasa saja, maka ujungnya dia tidak kecewa. Namun jika sebaliknya jika terlalu berlebihan ujungnya akan kecewa.
Sebagai muslim mukmin kita punya media memilih dengan jernih melalui sholat istikhoroh. Bimbingan untuk memilih yang terbaik dan berkah menjadikan hati kita tentram dan jauh dari keraguan.
Sebenarnya hajatan Pemilu itu indah jika disikapi dengan ilmu kearifan hidup. Apalagi sifatnya rahasia setiap orangnya. Suami dan istri serta anak boleh jadi tidak saling tahu apa yang menjadi pilihan di antara mereka.
Suatu ketika istri bertanya kepada saya tentang siapa yang akan saya pilih nantinya pada tanggal 14 Februari. Saya jawab,
"Rahasia ya. Hehe..."
Begitu juga sebaliknya. Saya juga juga tidak akan tanya pilihan dia. Karena itu betul betul hak pribadi. Keluarga dalam rumah tangga adalah miniatur negara. Jika lingkungan keluarga rukun maka begitu juga dalam bernegara.
Walhasil, mari kita utamakan persatuan dan kerukunan umat agar negara bangsa kita jauh dari konflik dan perang saudara...