Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meniti Jalan Hidup yang Indah

19 Januari 2023   17:38 Diperbarui: 19 Januari 2023   17:45 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita ini hakikatnya adalah rombongan kehidupan bersama di muka bumi. Dalam sebuah rombongan tentu saja isinya macam macam. Ada yang pendiam, ada yang jenaka, ada pula yang heboh untuk menghidupkan suasana dalam perjalanan.

Inilah indahnya kehidupan bagi yang memahami ilmu agama khususnya ilmu ma'rifat. Bahwa semua yang ada dipahami sebagai cara Alloh Azza Wajalla untuk yang terbaik bagi perjalanan kehidupan.

Ragam macam manusia dengan segala karakter yang dimiliki serta tingkatan ekonomi yang berfariasi menjadikan perjalanan kehidupan berjalan dengan harmoni. Kita bisa bayangkan jika semua manusia kaya, siapa tukang atau kuli bangunan yang akan membangun rumahnya.

Begitu pula sebaliknya, bagaimana jika semua orang itu miskin. Siapa yang akan membayar ketika mereka bekerja. Tentu saja tidak ada. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika kehidupan berjalan seperti itu.

Ketika ada yang merasa paling hebat itulah kemudian menjadikan hidup tidak lagi indah dan harmoni. Yang kaya merasa paling berjasa untuk membayar, sedangkan yang miskin merasa paling dibutuhkan.

Contohnya seorang yang merasa paling berjasa karena dialah yang menggali kuburan, sedangkan orang kaya atau kyai tidak pernah menggali kuburan. Padahal dengan adanya orang kaya dia yang akan memberi ganti ongkos keringat.

Begitu juga kyai, dia tidak ikut menggali kuburan karena tugasnya memang bagian untuk memimpin doa. Bisa dianggap rakus jika kyainya ikut menggali kuburan lalu dia juga yang bagian berdoa.

Jadi, semua ada porsinya masing-masing. Tidak perlu merasa hebat dan merasa paling berjasa agar hati kita tambah bersih dan perjalanan kehidupan berjalan dengan harmoni, lancar dan indah.

Begitu juga dengan pemahaman kita dalam hal sopir dan pimpinan rombongan dalam perjalanan. Ada kalanya kita disopiri oleh orang yang sabar ada kalanya disopiri oleh orang yang grusa grusu.

Kita harus memahami bahwa siapapun sopirnya, ketika itu adalah dia sopir yang terbaik dari Alloh Azza Wajalla. Kalaupun dia berbuat kesalahan yang mengancam keselamatan dan membahayakan orang lain, tugas penumpang adalah mengingatkan.

Pemimpin dalam kehidupan sehari-hari mulai dari tingkat keluarga, RT, RW, Desa, kecamatan, kabupaten, propinsi maupun nasional adalah pilihan terbaik bagi dari Alloh Azza Wajalla. Adapun jika terdapat kesalahan pemimpin, gunakan cara yang bijaksana dan penuh hikmah agar kehidupan terus berjalan dengan indah. Semoga kita semua senantiasa mendapat pertolongan dari Alloh Azza Wajalla Yang Maha Kuat dan Indah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun