Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Mencari Sumber Kebenaran Sejati

1 Mei 2020   04:17 Diperbarui: 1 Mei 2020   04:21 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita ingin menggali sumur untuk mendapatkan sumber air bening yang jernih dan bersih, ada beberapa tahapan proses yang kita lakukan. Mulai mencari tukang yang berpengalaman sampai menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses penggalian.

Begitu pula dalam kehidupan kita dalam proses pencarian sumber kebenaran sejati yang hakikatnya bersumber dari Alloh Azza Wajalla. Kita harus mencari ulama' yang benar-benar telah perpengalaman dalam menempuh dunia ruhani.

Kita tahu dan wajib bersyukur bahwa Alloh Azza Wajalla tidak begitu saja menyiptakan manusia lalu dibiarkan begitu saja tanpa ada panduan yang jelas. Panduan kitab suci al-Quran bagi umat Islam dan juga kitab suci lain bagi umat terdahulu.

Tidak hanya itu, agar tidak sekadar tekstual Alloh Azza Wajalla juga mengutus para nabi dan rasul dari kalangan manusia sebagai contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Agar lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh umumnya manusia. Karena memang sama-sama manusia. Bukan malaikat.

Ketika para nabi dan rasul yang juga manusia itu wafat meninggalkan dunia, Alloh Azza Wajalla tetap bertanggung jawab dengan memunculkan para ulama' sebagai pewaris para nabi. Ummat dicondongkan hatinya untuk mengikuti mereka yang benar-benar pewaris sejati.

Dikatakan pewaris sejati karena mempunyai kedudukan ruhani yang mumpuni dan rantai sanad keilmuan yang tidak terputus. Di tangan mereka ummat dibimbing ke jalan yang benar menuju sumber kebenaran sejati.  Jalan yang lurus. Jalan yang benar-benar menjadi pengantar pada cinta dan keridhoan dari Alloh Azza Wajalla.

Suatu saat saya bersama teman ingin naik gua Hiro di Makkah al-Mukarromah. Jam 11 malam mulai naik dengan susah payah. Selain naiknya terjual dan berbatu, jalan menuju ke atas tanpa ada penerangan lampu. Hingga kata orang Jawa sampai mau ngglorot lagi.

Sesekali berhenti istirahat untuk sekedar minum. Tenggorokan begitu kering. Tempat istirahat juga tidak memadai. Untung saja kami membawa lumayan banyak air zam-zam untuk perbekalan naik. Tepat jam 12 malam kami sampai Gua Hiro.

Ketika turun dari Gua Hiro, kami mendapati banyak orang yang naik dibantu para pemandu dari jalan yang sudah dibangun bangun. Dari semen yang berundak. Kalau capek bisa istirahat dengan santai serta leluasa.

Kami kemudian membayangkan betapa nikmatnya kalau dipandu oleh pemandu yang berpengalaman. Bisa bisa naik dengan nyaman tanpa kesulitan yang berarti. Mengikuti jalan yang telah dibangun.

Begitulah. Ibaratnya para nabi dan rasul telah membangun pondasi tauhid yang kuat. Ulama tinggal mengajak umat untuk napak tilas jalan tersebut menuju kepada tujuan utama sumber kebenaran. Tentu yang tahu jalan itu adalah ulama yang telah berpengalaman menempuh jalan ruhani.

Wallohu a'lam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun