Tidak sedikit orang yang baik sekali ketika menjadi orang biasa, namun kemudian berubah drastis ketika menjadi anggota DPR, kepala desa, kepala daerah sampai kepala negara karena ma'rifat tidak melekat kuat dalam dirinya.
Mengenali Diri
Proses yang tidak kalah penting  sebagai sarana menuju derajat ma'rifatulloh adalah mengenali diri sendiri (ma'rifatun nafs) secara intens dan serius. Sebuah proses yang bisa dilakukan dengan mudah oleh setiap orang asalkan dia mau dan punya ilmu. Dan satu lagi, tentunya dengan bimbingan guru ruhani.
Setiap hari, umat Islam membasuh anggota tubuhnya dengan wudlu. Atau contong dari Nabi Muhammad Saw yang mengusap seluruh tubuh dengan telapak tangan usai telapak tangan itu dibacakan dengan tiupan surat al-Ikhlas dan mu'awidatain masing-masing tiga kali.
Jika dipahami setiap gerakan itu, maka seseorang akan memahami betapa Alloh Azza Wajalla begitu Agungnya menyiptakan anotomi manusia secara detail dan rinci yang tidak akan mampu dilakukan oleh manusia.
Mengenal Alam
Setiap melihat langit, Nabi Muhammad Saw selalu berdoa,"Robbana maakholaqta hadza baatilaa. Subhanaka faqina adzaban naar." Sebuah lantunan doa sebagai tanda ma'rifat beliau bahwa alam semesta diciptakan oleh Alloh tidak sia-sia. Ada banyak hikmah tersembunyi di balik itu semua.
Contoh kecil saja. Orang yang bergelut dengan dunia tanaman dan perkebunan pada hakikatnya hati dan lisannya tidak akan bisa lepas dari mengingat ke-Agungan Alloh Azza Wajalla. Satu buah lombok yang keluar dengan berbagai macam warna saja sudah sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Belum lagi yang lainnya.
Dan yang perlu digaris bawahi. Orang yang ma'rifatulloh itu hidupnya penuh berkah. Dan berkah itu datang dari arah yang tidak disangka-sangka dan mungkin tidak bisa dirasakan secara langsung terlihat mata.
