Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cara Bakti pada Bumi Pertiwi ala Bu Dokter Iswi

9 Juli 2018   09:09 Diperbarui: 9 Juli 2018   09:23 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Iswi bersama suami dan cucunya. Foto by Badai

Lahir di Nganjuk, 14-08-1967, Bu Dokter Iswi --demikian panggilan sehari-hari Bu Iswiyanti Widyawati- sejak kecil selalu ditanamkan nilai-nilai agama oleh kedua orang tuanya. Apalagi, Ustadz M. Ishaq Masduqi bapaknya adalah guru agama dan juga pejuang Hizbullah di masa perjuangan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tidak mengherankan jika darah perjuangan itu mengalir deras pada diri Bu Dokter Iswi. Anak ke-12 dari 12 anak, alias anak yang terakhir ini berani menembus wilayah konflik di Timur Tengah seperti Iraq, Libanon dan Palestina untuk berjuang memberikan bantuan medis kepada para korban perang.

Prinsip hidupnya yang kuat bahwasanya manusia bisa meninggal dunia kapan saja dan dimana saja dalam keadaan apa saja baik perang atau bukan, membuat dirinya tidak gentar menghadapi arogansi tentara Amerika Serikat yang sedang memborbardir Iraq pada tahun 2003.

Dia masuk ke rumah sakit-rumah sakit yang mulai ditinggalkan para dokternya. Dibantu oleh suaminya dr. Arief Basuki yang juga seorang dokter spesialis Anestasi serta para tenaga medis dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dokter Iswi bersama suami dan cucunya. Foto by Badai
Dokter Iswi bersama suami dan cucunya. Foto by Badai
Menurut kesaksian dirinya, Amerika Serikat tidak hanya menyerbu Iraq namun juga mengambil barang-barang berharga yang berada di Museum Baghdad. Barang-barang yang menjadi bukti peradaban itu dibawa oleh tentara Amerika.

Begitu pula mengenai rudal yang nyasar ke rumah sakit, menurut dirinya hal itu bukan nyasar sebagaimana yang sering diberitakan di media.

"Kalau nyasar itu sekali saja. Kalau berkali-kali itu namanya disengaja" jelas dokter yang murah senyum ini.

Buah dari Pengalaman

Pengalaman menjadi relawan di wilayah konflik itulah yang membuat dirinya semakin terlecut dan bersemangat untuk berbuat lebih baik lagi bagi bangsanya sendiri yang tentunya lebih terbuka lebar karena bangsa dalam keadaan aman. Berbagai macam aktifitas dia jalani untuk memperbaiki generasi bangsanya. Semua diawali dari keluarga.

Bersama keluarga.Foto by Badai
Bersama keluarga.Foto by Badai
Mulai dari menjadi penggerak lingkungan di tempat tinggalnya wilayah Mojo Klanggru Surabaya sampai bergabung kepada LSM 123 yang peduli kepada anak-anak jalanan dan juga gerakan tentang bahaya Narkoba melalui LSM Hope.

Jika di Iraq saja sebelum perang setingkat Puskesmas selalu ada dua dokter spesialis, ibu dari enam anak ini bercita-cita agar Puskemas di Indonesia juga mempunyai hal yang sama.

"Kasihan masyarakat kita terutama pemegang kartu BPJS. Karena terkadang diagnosa di Puskesmas mereka harus dirawat di rumah sakit sedangkan pihak rumah sakit bersikeras jika penyakit tersebut cukup dirawat di Puskesmas. Ya, akhirnya bisa meninggal di jalan karena harus pontang-panting. Itu karena lemahnya kualitas dan fasilitas." imbuhnya.

Dunia Kesehatan, Kemanusiaan dan Pendidikan

Sejak masuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada tahun 1985, dirinya sudah berkomitmen agar hidupnya bermanfaat bagi umat. Oleh karena itulah setelah lulus menjadi dokter, dia pun secara sukarela bekerja pada klinik masjid di depan tempat tinggalnya.

Ya. Perjuangan dan pengalamannya dalam dunia kemanusiaan sudah jangan dipertanyakan lagi. Itu semua tidak lepas dari teladan langsung dari kedua orang tuanya yang jika ada orang membutuhkan selalu cepat membantu. Padahal orang tuanya harus mengurus 12 orang anak termasuk dirinya.

"Secara ekonomi, dengan mengurus anak sebanyak itu orang tua saya harus mengencangkan ikat pinggang. Sedangkan pinggangnya saja sudah tidak ada." Selorohnya sambil disertai senyum tawa.

Selain di bidang kesehatan dan kemanusiaan, dalam bidang pendidikan sepak terjangnya tidak lagi diragukan. Dia mendirikan TK bagi anak-anak yang orang tuanya tidak mampu. Kualitas TK yang sama dengan TK. Al-Uswah di bawah Yayasan Harapan Muslimah yang didirikannya. Dia juga mendirikan "Rumah Qur'an" bagi yang ingin menghafal al-Qur'an di kawasan Jagiran Surabaya.

Wujudkan Cita-cita

Keinginanannya mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin, ditunjang masyarakat yang aman dengan kehidupan yang baik sebenarnya sudah banyak yang dia lakukan. Dari segi keluarga, perempuan penghobi olahraga ini juga sudah dikaruniai mapan.

Namun di sisi lain, banyak regulasi yang tidak adil bagi rakyat kecil membuat dirinya mau menerima tawaran untuk menjadi calon anggota legeslatif. Walaupun sebenarnya dia mengaku berat untuk menerima tawaran itu karena beratnya tanggung jawab kepada masyarakat maupun kelak di hadapan Allah Azza Wajalla.

Semua itu tetap dijalaninya, karena Bu Dokter Iswi ingin menunjukkan baktinya pada bumi peritiwi. Indonesia yang tercinta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun